Penduduk Gunungkidul Bergantung Bantuan Air

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Jumat, 19 September 2014 23:30 WIB

Warga mencuci pakaian dari air galian tanah di waduk Ndondong kawasan Kecamatan Saptosar, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Selasa (30/8). Selama tiga bulan hujan tidak turun mengakibatkan warga kesulitan air.(TEMPO/Tony Hartawan)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Hingga pertengahan September 2014 ini sekitar 100 ribu jiwa di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih mengandalkan bantuan pasokan air bersih dari pemerintah untuk menghadapi kemarau panjang.

Penduduk yang mengalami krisis air tersebar di delapan kecamatan, mulai Girisibo, Rongkop, Panggang, Purwosari, Tepus, Nglipar, Ngawen, dan Semin. “Secara bergiliran kami masih mengirim lima truk tangki setiap hari untuk distribusi air ke wilayah itu, karena sumber air sudah benar-benar tak ada,” kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul Dwi Warna Nugraha kepada Tempo, Jumat, 19 September 2014.

Pemerintah Gunungkidul sangat berharap, pihaknya bisa mendapat bantuan lebih rutin dari pemerintah DIY untuk dropping air lebih rutin sehingga frekuensi pengiriman air pada warga meningkat dan merata. Sebab dengan mengandalkan lima truk tangki yang dimiliki, dropping air itu akhirnya berjalan lebih lama. “Kami berharap satu truk tangki bisa fokus handle satu kecamatan, kalau ada bantuan tak perlu bergiliran terlalu lama,” kata Dwi.

Selama ini dalam droping air itu pemerintah Gunungkidul pun hanya bisa mengandalkan sumber air dari dua titik yang dianggap terdekat dengan lokasi kecamatan yang mengalami kekeringan. Pengambilan air untuk dropping itu satu lokasi dari Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari, yang memang airnya melimpah di banding 17 kecamatan lain di Gunungkidul, satu lagi sumber air dari kawasan Praci, Wonogiri, sebagai backup.

Dinas Sosial Kabupaten Gunungkidul mengalokasikan anggaran khusus mengatasi dampak kekeringan untuk tahun ini sebesar Rp 832 juta. Dari anggaran itu, sudah terpakai sekitar Rp 323 juta untuk suplai air.

Pemerintah belum berencana menambah anggaran untuk dropping air itu karena kemarau tahun ini dinilai tak terlalu ekstrem. Karena ada penurunan permintaan jumlah air dari warga sekitar 40 persen dibanding tahun lalu. “Semoga anggaran masih cukup sampai musim hujan datang,” kata dia.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta merilis, musim kemarau tahun ini di wilayah selatan DIY termasuk Gunungkidul akan berlangsung sedikit lebih lama dibanding wilayah DIY sisi utara dan tengah. Molornya musim hujan itu diperkirakan sekitar dua sampai tiga dasarian (hitungan per sepuluh hari). “Tapi tidak akan sampai akhir November, paling lama awal November,” kata Staf Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Indah Retno Wulan.

BMKG pun meminta warga kalangan petani di pesisir tak terburu-buru menanam tanaman yang membutuhkan banyak air seperti padi daripada menanggung resiko besar. “Sebaiknya menunggu hingga hujan benar-benar sudah turun secara rutin,” katanya.

PRIBADI WICAKSONO

Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Pilkada oleh DPRD | Jero Wacik | IIMS 2014

Berita terpopuler lainnya:
Jokowi Kaget Biaya Perjalanan Pemerintah Rp 30 T
5 Hal Berubah jika Skotlandia Lepas dari Inggris
Arkeolog Meragukan Usia Koin Gunung Padang
Beli Honda HR-V, Berapa Harganya?

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

6 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

9 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

33 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

39 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

43 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

45 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

50 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

54 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

56 hari lalu

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya