Wanda Hamidah Tolak Pilkada oleh DPRD  

Reporter

Editor

Budi Riza

Jumat, 19 September 2014 09:35 WIB

Mantan anggota DPRD DKI Jakarta dan kader Partai Amanat Nasional Wanda Hamidah, memberikan keterangan kepada wartawan terkait keluarnya dari Partai Amanat Nasional di Jakarta, 16 September 2014. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta- Politikus Partai Amanat Nasional Wanda Hamidah menolak Rancangan Undang-Undang Pilkada disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Alasannya, ketentuan itu berpotensi merugikan tokoh muda potensial untuk menjadi kepala daerah.

"Bisa jadi nanti kita tak punya kepala daerah yang muda dan cemerlang, seperti Bima Arya Sugiarto (Wali Kota Bogor), Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung), Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi), dan Tri Rismaharini (Wali Kota Surabaya)," kata Wanda saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Balai Kartini, Jakarta, Kamis, 18 September 2014.

Wanda juga mencontohkan koleganya di PAN, Bima Arya, yang kini menjabat sebagai Wali Kota Bogor. Menurut dia, jika pilkada dilakukan oleh DPRD, maka Bima tidak mungkin terpilih. Sebab, PAN hanya memiliki dua kursi di DPRD Kota Bogor. (Baca: RUU Pilkada: Politik Uang,Calon dan Parpol Dicoret)

Selain itu, Wanda pesimistis elite DPRD mampu memilih bupati atau wali kota dengan bijak dan arif. Sebab, potensi suap dan korupsi anggota DPRD ketika pemilihan kepala daerah cukup tinggi. (Baca: RUU Pilkada, Kemendagri Jawab 10 Tuntutan Demokrat)

Bahkan, biaya yang dikeluarkan seorang calon kepala daerah ketika dipilih oleh DPRD tak jauh berbeda dengan pilkada langsung. "Bisa saja suap untuk satu anggota DPRD Rp 10-30 miliar," kata dia.

Kecurigaan Wanda semakin kuat karena dia saat ini masih menduduki kursi DPRD DKI Jakarta. Menurut Wanda, bekerja di parlemen DKI Jakarta lebih banyak dihabiskan untuk lobi-lobi tentang banyak hal, termasuk peraturan daerah. "Itu sebabnya, saya tak mau mencalonkan lagi kemarin," kata Wanda.

INDRA WIJAYA

Baca juga:


Jokowi Disebut Ingkar Janji, Ini Pembelaan Ruhut
Gerindra Kumpulkan 5.000 Kadernya Akhir Pekan Ini

Ahok Pilih Nachrowi Jadi Wagub, Lupa 'Haiya, Ahok'

Ahok Mau Bikin Razia Parkir Liar Tambah Seru

Jihadin ISIS Lebih Berbahaya Bagi Indonesia


Berita terkait

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

1 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

4 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

9 hari lalu

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

Mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan dirinya siap maju di Pilkada 2024 setelah mendapat arahan dari Ketum PAN, tapi...

Baca Selengkapnya

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

9 hari lalu

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

KPU dan Ketum PAN Zulkifli Hasan menanggapi gugatan PDIP di PTUN terkait pencalonan Gibran di Pilpres 2024. Begini kata mereka.

Baca Selengkapnya

Profil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

21 hari lalu

Profil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

Zita Anjani didorong berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta. Berikut profil putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan itu.

Baca Selengkapnya

Riwayat Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Tempat Deklarasi Golkar-PAN Dukung Prabowo

17 Agustus 2023

Riwayat Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Tempat Deklarasi Golkar-PAN Dukung Prabowo

Museum Perumusan Naskah Proklamasi memiliki riwayat panjang, selain menjadi tempat deklarasi Golkar dan PAN mendukung Prabowo. Ini riwayatnya.

Baca Selengkapnya

Deklarasi Dukung Prabowo di Museum Proklamasi: Disesalkan PDIP, Dilaporkan MPMI ke Bawaslu

17 Agustus 2023

Deklarasi Dukung Prabowo di Museum Proklamasi: Disesalkan PDIP, Dilaporkan MPMI ke Bawaslu

PDIP menilai deklarasi Golkar-PAN dukung Prabowo di Museum Perumusan Naskah Proklamasi tidak etis. Museum bagian dari tempat sakral.

Baca Selengkapnya

Romahurmuziy PPP: KIB Bisa Lanjut Jika Golkar dan PAN juga Usung Ganjar Pranowo

17 Juni 2023

Romahurmuziy PPP: KIB Bisa Lanjut Jika Golkar dan PAN juga Usung Ganjar Pranowo

Romahurmuziy mengatakan Koalisi Indonesia Bersatu tak mungkin mengusung capres sendiri karena PPP sudah menjatuhkan pilihan ke Ganjar Pranowo.

Baca Selengkapnya

Megawati Ungkap Disodorkan Banyak Sosok Cawapres dan Ganjar Petugas Partai

3 Juni 2023

Megawati Ungkap Disodorkan Banyak Sosok Cawapres dan Ganjar Petugas Partai

Megawati menyinggung sosok cawapres yang banyak disodorkan kepada dirinya, termasuk Ganjar sebagai petugas partai.

Baca Selengkapnya

PAN di Antara Pilihan Capres: Ganjar, Prabowo atau Airlangga

3 Juni 2023

PAN di Antara Pilihan Capres: Ganjar, Prabowo atau Airlangga

PAN belum menjatuhkan pilihan terhadap Ganjar sebagai capres 2024. PAN masih punya opsi lain, yakni Prabowo dan Airlangga.

Baca Selengkapnya