Atasi ISIS, Apa yang Perlu Dilakukan Jokowi

Reporter

Kamis, 18 September 2014 05:20 WIB

Densus 88 menggiring warga negara asing asal Turki terduga Teroris yang terlibat Jaringan Islamic State o Iraq and Syiriah (ISIS) di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 14 September. Keempat terduga terorisdiamankan ke Markas Korps Brimob Kelapa Dua, Depok. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO , Depok:Jihadin ISIS akan menjadi ancaman besar bagi Indonesia. Diperkirakan ada lebih dari 100 orang Indonesia yang berangkat berjihad bersama Negara Islam Irak dan Suryah (ISIS) di wilayah yang dikuasai ISIS. Namun, yang tercatat resmi oleh pemerintah hanyalah 53 orang. "Bila mereka kembali akan menjadi ancaman yang lebih tinggi dari yang dilakukan mantan jihadin Afganistan," kata Sidney Jones.

Penjelasan Diretur IPAC ini saat ditemui di acara seminar "ISIS dan Dinamika Perkembangan Mutakhir Terorisme di Indonesia" di gedung H Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Rabu, 17 September 2014. (Baca: Di Twitter, Wanita ISIS Ini Pegang Kepala Buntung)

Jones menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan pemerintah untuk menanggulangi perkembangan ISIS. Pertama, bagaimana Jokowi menaruh orang-orang di posisi penting, seperti Menterian Agama, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dan Menteri Komunikasi dan Informatika.

"(Yang mengisi posisi penting itu), lebih baik bukan dari partai politik," kata Jones.

Selain itu, pemerintah Indonesia harus bisa mendefinisikan kata ektrimisme ke dalam bentuk yang baku. Soalnya, selama ini di Indonesia banyak salah kaprah atas gerakan masyarakat. Talk show dan seminar yang mengundang tokoh keras sekalipun tidak bisa dilarang karena tidak sama dengan ajakan untuk berjihad.

"Kalau ektrimisme tidak didefinisikan dengan tepat, maka tak bisa melawan," katanya. Tak adanya definisi yang baku ini membuat pemerintah kaku. "Pemerintah melarang dan deklarasi enggak boleh untuk ISIS, (Baca: Lima Strategi Inggris Hadapi ISIS) tapi secara teknis tidak ada."



Pemerintah juga harus bisa mencegah rekruitmen ISIS dengan cara mengkaji satu kasus secara dalam. Bagaiman cara mereka mempengaruhi dan mengadakan pertemuan untuk ekspansi pemahaman. Contohnya, tahanan teroris Aman Abdurahman bisa diperiksa secara mendalam. "Di situ kita bisa tahu bagaimana mereka bergerak. Harus fokus pada satu kasus."

Sementara, Mantan Menko Kesra, Alwi Abdurahman Shihab juga berharap presiden terpilih Joko Widodo (Baca: Jokowi Siapkan 2 Pos Menteri untuk Partai KMP) memilih menteri agama yang bisa merangkul semua ideologi dan paham di Indonesia.

"Menteri yang bukan saja mencatat, tapi menciptakan," katanya. Dia berharap Indonesia akan kembali aman dari ancaman pengaruh ISIS. "Saya ingin Indonesia aman kembali, salut pada BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme)."

ILHAM TIRTA
Terpopuler

Ini Daftar Kandidat Kuat Pengisi Kabinet Jokowi

Jokowi Siapkan 2 Pos Menteri untuk Partai KMP

Artidjo: Luthfi Lakukan Korupsi Politik

Malam Ini, JK Temui Jokowi Bahas Kabinet

Ini Harapan Ketua MK kepada Presiden Jokowi









Advertising
Advertising


Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

7 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

26 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

27 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

35 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

36 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

38 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

38 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

39 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

39 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

39 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya