TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kamar Pidana Mahkamah Agung Artidjo Alkostar mengungkapkan alasannya memperberat vonis Luthfi Hasan Ishaaq dalam kasus korupsi pengaturan kuota daging impor. Menurut dia, pertimbangan utamanya karena mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera itu menyalahgunakan kewenangannya atau melakukan korupsi politik. “Dia menggunakan kekuasaannya sebagai anggota DPR untuk mendapatkan fee dari perusahaan pemasok daging sapi,” ujarnya saat dihubungi, Selasa, 16 September 2014.
Senin kemarin, Mahkamah Agung memperberat hukuman Luthfi dari 16 tahun menjadi 18 tahun penjara. Sidang putusan kasasi yang dipimpin langsung oleh Artidjo itu, Mahkamah juga mencabut hak politik Luthfi. Dengan demikian, Luthfi tak bisa lagi menjabat sebagai pejabat publik maupun pejabat politik seperti anggota DPR. Hukuman yang dijatuhkan ini sesuai dengan tuntutan jaksa yang juga menjerat Luthfi dengan tudingan melakukan pencucian uang. Jaksa menuntut Luthi dihukum sepuluh tahun penjara dalam kasus korupsi dan delapan tahun penjara dalam kasus pencucian uangnya. (Baca: Suami Divonis, Istri-istri Lutfhi Tetap Setia)
Vonis ini rekor hukuman tertinggi dalam kasus korupsi dan pencucian uang. Artidjo mengatakan hukuman ini pantas dijatuhkan karena Luthfi sudah mencederai amanat rakyat yang memilihnya. Pria kelahiran Situbondo, Jawa Timur, 65 tahun lalu itu menambahkan, tindakan Luthfi juga tak mendukung kemandirian pangan karena mengupayakan agar Indonesia terus melakukan impor daging sapi. Hal ini dinilai merugikan peternak sapi dalam negeri. “Padahal dia sudah dipilih oleh orang banyak, tapi malah jadi koruptor.” (Baca: Yudi Menilai Luthfi Punya Kuasa atas Menteri)
Mantan dosen Universitas Islam Indonesia ini mengatakan pertimbangan seperti ini tak muncul dalam putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi sebelumnya. “Di pengadilan negeri kurang mempertimbangkan hal yang memberatkan.”
REZA ADITYA
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Ahok dan Gerindra | Pilkada oleh DPRD | IIMS 2014
Berita terpopuler lainnya:
Ahok Minta Lulung Diam, tapi Ada Syaratnya
SBY Bingung Disalahkan Soal RUU Pilkada
Koalisi Merah Putih Jalani Strategi Bumi Hangus
Menelisik Pengurusan Pelat Nomor Cantik Mobil Mewah
Berita terkait
Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024
3 jam lalu
Kemenpan RB menyiapkan jumlah formasi yang cukup besar bagi kejaksaan agung dan MA untuk formasi rekrutmen CPNS pada tahun ini.
Baca SelengkapnyaTak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan
1 hari lalu
Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.
Baca SelengkapnyaPimpinan Mahkamah Agung Diduga Ditraktir Pengacara, Komisi Yudisial Terjunkan Tim Investigasi
1 hari lalu
Komisi Yudisial masih memverifikasi laporan dugaan pelanggaran kode etik pimpinan Mahkamah Agung
Baca SelengkapnyaAustralia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan
3 hari lalu
Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMakna Dissenting Opinion dan Final and Binding dalam Putusan MK
8 hari lalu
Putusan MK dengan 3 hakim MK opsi dissenting opinion merupakan final and binding dalam aturan konstitusi. Apa artinya?
Baca SelengkapnyaMahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan
8 hari lalu
Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.
Baca SelengkapnyaKPK Limpahkan Berkas Perkara Hakim Agung Gazalba Saleh ke Pengadilan
9 hari lalu
KPK melimpahkan berkas perkara Hakim Agung Gazalba Saleh yang terlibat dugaan gratifikasi dan TPPU ke Pengadilan Tipikor.
Baca SelengkapnyaProfil Gayus Lumbuun, Ketua Tim Hukum PDIP yang Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran
9 hari lalu
Ketua Tim Hukum PDIP Gayus Lumbuun minta KPU menunda penetapan prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih Pilpres 2024. Ini Profilnya
Baca SelengkapnyaHakim Agung Suharto Terpilih sebagai Wakil Ketua MA Bidang Non Yudisial
10 hari lalu
Hakim Agung Suharto terpilih sebagai Wakil Ketua MA Bidang Non Yudisial menggantikan Sunarto.
Baca SelengkapnyaKPK Eksekusi Bekas Hakim Prasetyo Nugroho ke Lapas Sukamiskin
15 hari lalu
KPK mengeksekusi bekas hakim Prasetyo Nugroho ke Lapas Sukamiskin, Bandung dalam perkara suap pengurusan perkara di Mahkamah Agung (MA).
Baca Selengkapnya