Dokter Dadakan di Pesawat 'Berupah' Champagne

Reporter

Jumat, 12 September 2014 13:02 WIB

TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO.CO, Jakarta - Dokter tak boleh mengabaikan orang sakit, bahkan saat di pesawat. Begitulah semangat yang ingin dibagi oleh Profesor Tjandra Yoga Aditama, kini menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI. Dokter dan staf pengajar di Departemen Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FKUI/RS Persahabatan itu sudah berulangkali menangani pasien saat berada di perjalanan naik pesawat. Ternyata kebijakan masing-masing maskapai penerbangan berbeda. (Baca: Bila Kepala Litbang Jadi Dokter Dadakan di Pesawat)

Etihad Airways, misalnya, untuk membuka obat tertentu di kotak obat harus dengan seizin dokter mereka di darat. Sedangkan di Singapore Airlines, awak pesawat menyediakan berbagai obat dan siap menyobek bungkusnya jika obat tersebut dibutuhkan pasien.

“Pengalaman lain saya alami waktu naik KLM,” kata Tjandra lewat surat elektronik yang diterima Tempo, Jumat, 12 September 2014. Saat itu ia sedang terbang dari Jakarta ke Amsterdam, lalu ke Jenewa untuk mengikuti rapat Badan Kesehatan Dunia (WHO).‎

Alkisah, ada seorang ibu berusia 80 tahun yang kupingnya luka karena terjatuh. Awak pesawat maskapai milik Belanda itu membuka kotak obat dan Tjandra beraksi dengan memasang pembalut dan lain-lain. Bahkan, awak pesawat menyediakan juga peralatan untuk menjahit. Namun, Tjandra tidak melakukan tindakan itu karena luka pasien dapat diatasi dengan pembalut ketat.

Sesudah tindakan medis selesai, pimpinan pramugari datang kepada Tjandra. Selain mengucapkan terima kasih, kata Tjandra, “Dia memberikan champagne satu botol, yang akhirnya saya berikan ke teman WHO di Jenewa.”

Selain di Etihad, Singapore Airlines, dan KLM, Tjandra juga punya dua pengalaman menangani pasien maskapai Garuda. Salah satunya ketika terbang dari Jeddah ke Jakarta sebagai petugas kesehatan haji, setahun sesudah peristiwa terowongan Mina. Di pesawat, ada seorang ibu hamil tua, yang sebenarnya pihak Garuda tidak mau menerimanya, tapi pihak Bandara Jeddah mengatakan harus dibawa. “Ini terjadi sebelum diberlakukannya International Health Regulation (IHR) 2005 sehingga aturan bakunya mungkin belum ada,” kata dia. (Baca juga:Eropa Izinkan Penumpang Gunakan Ponsel di Pesawat)

Tjandra pun dihubungi pramugara dan diminta siap-siap membantu kalau diperlukan. Alhamdullilah, pasien tersebut baik-baik saja. Pimpinan pramugara pun berterima kasih kepada Tjandra dengan cara memindahkan dirinya dari kelas ekonomi ke kelas bisnis.

Pengalaman berbeda lagi dialami saat Tjandra naik pesawat Korean Air dari Amerika ke Seoul. Saat itu ada seorang pria yang sakit. Nah, ketika datang ke kursi pasien, ternyata ia ‎sedang diobati oleh pengobat tradisional Korea. Tjandra pun kembali ke kursinya.

“Hal itu menunjukkan bahwa untuk masyarakat Korea, pengobatan tradisional juga punya peran tersendiri,” kata Tjandra, “Apalagi pengobatnya bicara dalam bahasa Korea juga.” Selain pengobatan tradisional, dalam kasus ini, Tjandra diminta datang lagi oleh pramugara untuk menangani si pasien. “Saya berikan dia obat anti sakit,” katanya.

DWI WIYANA

TERPOPULER



Diminta Copot Jabatan, Ahok Tantang Gerindra
Sengkarut Pilkada di DPR, Ini Asal Mulanya
Golkar Cium Kejanggalan di Balik Mundurnya Ahok
Setelah Babi, Harimau Turun dari Gunung Slamet




Advertising
Advertising







Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

5 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

10 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

11 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

15 hari lalu

Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

15 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Puncak Arus Balik, Polisi Imbau Waspada Pencurian Bagasi Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

19 hari lalu

Puncak Arus Balik, Polisi Imbau Waspada Pencurian Bagasi Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta mengalami lonjakan saat arus balik lebaran

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

21 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

Puncak Arus Mudik Lebaran, Garuda Indonesia Group Angkut 82 Ribu Penumpang

28 hari lalu

Puncak Arus Mudik Lebaran, Garuda Indonesia Group Angkut 82 Ribu Penumpang

Puncak arus mudik lebaran diprediksi terjadi pada hari ini, Sabtu, 6 April 2024.

Baca Selengkapnya