Ketua Umum Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto (tengah), didampingi Ketua Umum Gerindra, Suhardi (kiri), melakukan kampanye terbuka untuk pemilihan umum legislatif 2014 di Lapangan Gading, Gunungkidul, Yogyakarta, Sabtu 29 Maret 2014. Suhardi meninggal dalam usia 62 tahun. TEMPO/Suryo Wibowo
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Indonesia Budget Center, Roy Salam, menilai ada kecenderungan partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih ingin menguasai kursi pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). (Baca: Jokowi Tak Takut BPK Dikuasai Koalisi Merah Putih)
Menurut Roy, kecenderungan tersebut terlihat dari banyaknya calon dengan latar belakang politikus yang berasal dari partai koalisi pendukung Prabowo-Hatta tersebut. “Calon dari partai politik cukup kuat bisa terpilih,” kata dia, kepada Tempo, Jumat, 12 September 2014.
Roy mengatakan Koalisi Merah Putih berniat menguasai lembaga tinggi negara setelah kalah dalam pemilihan presiden, 9 Juli 2014. Sebab, BPK merupakan salah satu lembaga tinggi yang sangat strategis dan memiliki posisi tawar tinggi terhadap pemerintah. (Baca: Jadi Anggota BPK, Penuhi Tiga Syarat Ini)
Untuk diketahui, dalam seleksi anggota BPK, ada 12 dari 67 calon anggota yang memiliki latar belakang politikus. Enam di antaranya masih menjabat sebagai anggota parlemen, di antaranya Harry Azhar Aziz dari Partai Golkar dan Sadar Subagyo dari Gerindra. Golkar dan Gerindra adalah anggota Koalisi Merah Putih. (Baca: Ini Nama Politikus Pro Prabowo Peserta Seleksi BPK)
Namun, Harry Azhar Azis menepis tudingan Roy. Dia mengatakan keikutsertaannya dalam proses seleksi BPK merupakan sikap pribadi. "Insya Allah, saya didukung partai," ujarnya. Sadar mengatakan hal senada. "Sesudah saya sampaikan ke partai, baru partai menyatakan dukungannya," ujarnya. "Enggak adalah arah-arahan dari partai."
AMOS SIMANUNGKALIT | KHAIRUL ANAM | TRI ARTINING PUTRI