Warga, sejak subuh, antre membeli gas elpiji 12 kg di salah satu penyalur elpiji besar di Bandung, Jawa Barat, (10/5). Setiap pembeli dibatasi hanya boleh membeli maksimal 2 tabung saja. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Sumenep - Penjual elpiji kemasan 12 kilogram di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengeluhkan sepinya pembeli. Masita, penjual elpiji di Jalan Pajagalan, mengatakan masyarakat mulai tak tertarik membeli elpiji 12 kilogram sejak harganya naik menjadi Rp 100 ribu.
Dia mengaku hanya mampu menjual satu-dua tabung elpji 12 kilogram per hari. Mayoritas pembeli merupakan warga berekonomi mampu dan telah lama menjadi pelanggannya. "Saya masih jual yang 12 kilogram hanya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan," ujarnya.
Menurut Masita, meski harganya sudah naik, sisa elpiji 12 kilogram di tokonya tetap dia jual seharga Rp 100 ribu per tabung. Dia yakin tidak akan ada aksi borong karena kebanyakan pelaku usaha kuliner, termasuk rumah makan, telah lama beralih ke elpiji 3 kilogram.
Sementara itu, Kepala Bagian Perekonomian Sumenep Mohammad Hanafi mengatakan akan segera menggelar pertemuan dengan PT Pertamina, agen, dan pengecer untuk mengantisipasi beralihnya pelaku industri ke elpiji 3 kilogram. "Kalau banyak yang beralih, bisa memicu kelangkaan elpiji 3 kilogram," katanya.
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
27 Februari 2024
PT Pertamina Hadirkan UMKM Unggulan di Inacraft 2024
PT Pertamina (Persero) akan menjadi salah satu yang terdepan dalam menghadirkan 29 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) unggulan di pameran produk kerajinan Inacraft 2024.