Pilkada via DPRD Dinilai Justru Rawan Politik Uang  

Reporter

Editor

Yuliawati

Kamis, 11 September 2014 11:42 WIB

TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pemantau hak asasi manusia, The Indonesian Human Right Monitor (Imparsial), menilai penyelenggaraan pemilihan kepala daerah secara tidak langsung sebagai langkah mundurnya proses demokrasi. Koordinator peneliti Imparsial, Gufron Mabruri, mengatakan pilkada dengan model seperti itu akan membatasi partisipasi politik masyarakat.

"Pemilihan kepala daerah secara tidak langsung akan menguatkan politik transaksional," ujar Gufron, Kamis, 11 September 2014. Dewan Perwakilan Rakyat sedang menggodok Rancangan Undang-Undang Pilkada yang memicu kontroversi. RUU Pilkada mengubah mekanisme pemilihan gubernur dan bupati/walikota dari model pemilihan langsung menjadi melalui perwakilan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Gufron mengakui bahwa pilkada secara langsung yang selama ini diterapkan memang memiliki sejumlah persoalan. Namun dia menuturkan sejumlah persoalan tersebut, seperti politik uang dan isu SARA, tidak tepat dijadikan alasan pengubahan sistem pilkada. "Pengubahan ini membatasi hak demokratis rakyat dalam menentukan pemimpin."

Imparsial mengingatkan bahwa penerapan pilkada langsung sejak 2005 merupakan bagian dari agenda reformasi 1998. Sebab, mekanisme politik elektoral terbukti membuka ruang partisipasi politik rakyat dalam memilih figur-figur kredibel di daerah.

Imparsial menolak pengubahan mekanisme pemilihan melalui DPRD. Menurut Gufron, perbaikan dalam penyelenggaraan pilkada harus dilakukan, tapi tidak perlu menyerahkan pemilihan ke DPRD. "Perbaikan itu di antaranya penyelenggaraan pilkada yang dilakukan secara serentak," ujarnya.

NURIMAN JAYABUANA

Berita Terpopuler:

Ahok Mundur dari Gerindra, Ini Kata Jokowi
Alasan Ahok Jatuh Cinta dan Putus dari Gerindra
Ahok: Saya Bukan Kader Gerindra yang Baik
Prabowo Legowo Ahok Keluar dari Gerindra
Norman Kamaru, dari Artis Kini Jadi Tukang Bubur

Berita terkait

Respons Amnesty Internasional, Imparsial, Komnas HAM soal Anggota TNI Aniaya Warga Papua

45 hari lalu

Respons Amnesty Internasional, Imparsial, Komnas HAM soal Anggota TNI Aniaya Warga Papua

Warga Papua yang diduga anggota TPNPB-OPM itu bernama Definus Kogoya. Kejadian penganiayaan dilakukan di wilayah Kabupaten Puncak.

Baca Selengkapnya

Kecam Warga Papua Dianiaya TNI, Imparsial: Bukti Pendekatan Keamanan Tak Hormati HAM

45 hari lalu

Kecam Warga Papua Dianiaya TNI, Imparsial: Bukti Pendekatan Keamanan Tak Hormati HAM

Kekerasan di Tanah Papua, selalu berulang karena pemerintah masih menggunakan pendekatan keamanan dalam menangani konflik.

Baca Selengkapnya

Reaksi Ma'ruf Amin hingga Imparsial Soal TNI-Polri Isi Jabatan ASN

52 hari lalu

Reaksi Ma'ruf Amin hingga Imparsial Soal TNI-Polri Isi Jabatan ASN

Imparsial menilai penempatan TNI-Polri di jabatan ASN akan mengancam demokrasi karena melegalisasi kembalinya dwifungsi ABRI.

Baca Selengkapnya

Imparsial Kritik Rencana Pengesahan PP Manajemen ASN: Melegalisasi Dwifungsi ABRI, Mengancam Demokrasi

53 hari lalu

Imparsial Kritik Rencana Pengesahan PP Manajemen ASN: Melegalisasi Dwifungsi ABRI, Mengancam Demokrasi

Peraturan Pemerintah itu juga membahas jabatan ASN yang bisa diisi oleh prajurit TNI dan personel Polri, dan sebaliknya.

Baca Selengkapnya

Tolak Rencana TNI Tambah 22 Kodam, Imparsial: Kecenderungan Militer Berpolitik Makin Tinggi

3 Maret 2024

Tolak Rencana TNI Tambah 22 Kodam, Imparsial: Kecenderungan Militer Berpolitik Makin Tinggi

Mabes TNI berencana menambah 22 Kodam menyesuaikan jumlah provinsi di Indonesia

Baca Selengkapnya

Mereka Menentang Pemberian Gelar Jenderal Kehormatan ke Prabowo, dari Kelompok HAM hingga Aktivis 1998

29 Februari 2024

Mereka Menentang Pemberian Gelar Jenderal Kehormatan ke Prabowo, dari Kelompok HAM hingga Aktivis 1998

Pemberian gelar Jenderal Kehormatan kepada Prabowo melukai hati keluarga korban penghilangan paksa aktivis 1997-1998.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Laporkan Dugaan Korupsi Pengadaan Pesawat Mirage oleh Kemenhan ke KPK

13 Februari 2024

Koalisi Masyarakat Sipil Laporkan Dugaan Korupsi Pengadaan Pesawat Mirage oleh Kemenhan ke KPK

Menurut Julius, Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Keamanan telah mengumpulkan bukti-bukti dan dokumentasi sebelum melaporkan kasus itu ke KPK.

Baca Selengkapnya

Respons Luhut Soal Vonis Bebas Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti, Begini Kata Para Aktivis HAM

9 Januari 2024

Respons Luhut Soal Vonis Bebas Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti, Begini Kata Para Aktivis HAM

Sejumlah pihak menanggapi vonis bebas terhadap penggiat HAM Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti. Apa tanggapan Luhut dan para aktivis?

Baca Selengkapnya

Imparsial Nilai Prabowo Tak Tawarkan Perubahan yang Nyata dalam Penanganan Konflik Papua

13 Desember 2023

Imparsial Nilai Prabowo Tak Tawarkan Perubahan yang Nyata dalam Penanganan Konflik Papua

Ghufron menilai Prabowo Subianto tidak memiliki gagasan orisinal dalam menanggapi kasus pelanggaran HAM dan konflik di Papua

Baca Selengkapnya

Kecam Intimidasi Aparat terhadap Ketua BEM UI, Koalisi Sipil: Upaya Elit Merepresi Kritik Publik

10 November 2023

Kecam Intimidasi Aparat terhadap Ketua BEM UI, Koalisi Sipil: Upaya Elit Merepresi Kritik Publik

Koalisi Sipil mengecam intimidasi terhadap Ketua BEM UI sekaligus meminta aparat pertahanan dan keamanan menghentikan intimidasi ke masyarakat sipil.

Baca Selengkapnya