Migrant Care Lega Terminal TKI Dihapus  

Reporter

Kamis, 11 September 2014 07:58 WIB

Sejumlah TKI menunggu pemulangan menuju daerah asal masing-masing di Balai Pelayanan Kepulangan TKI Selapajang, Tangerang, Banten, 1 November 2011. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Migrant Care, lembaga pemantau buruh migran, Anis Hidayah mengatakan penghapusan terminal khusus TKI merupakan langkah yang sangat tepat. Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi menyetujui pembubaran terminal kedatangan TKI di Bandara Soekarno-Hatta pada Oktober 2014.

"Ini seperti oase bagi kami. Kami mengapresiasi KPK, yang menginisiasi pembubaran terminal khusus TKI," ujar Anis saat dihubungi Tempo, Kamis, 11 September 2014. (Baca: Terminal TKI Akhirnya Dihapus)

Anis menuturkan keberadaan terminal khusus TKI di Soekarno-Hatta merupakan bentuk sarana pemerasan oleh sejumlah oknum terhadap TKI. Menurut dia, upaya mencegah pemerasan terhadap TKI di bandara bukan perkara mudah. "Kami bersama KPK selama ini berusaha mengumpulkan bukti dan melakukan audit yang komperhensif bahwa terdapat mafia dalam pengelolaan TKI," katanya. (Baca: Layanan Pembuatan Kartu TKI di Soekarno-Hatta Dihapus)

Anis lega dengan penutupan terminal khusus TKI, setelah bertahun-tahun melakukan upaya pencegahan pemerasan terhadap TKI. "Entah sudah berapa tahun kami menyuarakan pembubaran terminal TKI."

Menurut Anis, tuntutan pembubaran terminal khusus TKI dimulai sejak 2004. Melalui berbagai lembaga advokasi, Anis dan lembaganya menemui DPR agar terminal TKI dihapuskan. "Tapi saat itu semua fraksi menolak ide itu, kecuali Fraksi PDIP," ujar Anis. (Baca: Migrant Care Laporkan Enam Anggota DPR Pemilik PJTKI)

Pada 27 Juli lalu, KPK bersama Bareskrim Polri, UKP4, dan Angkasa Pura II melakukan inspeksi mendadak di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta. Dalam sidak itu, 18 pemeras TKI terjaring. Oknum pemeras tersebut di antaranya anggota TNI, dua anggota Polri, dan sisanya preman.

NURIMAN JAYABUANA




Baca juga:
Anas Dengarkan Tuntutan di Sidang Tipikor Pagi Ini
Jero Wacik Bakal Dijerat Pasal Pencucian Uang
Crowd Funding Hivos Biayai Biogas di Sumba
Anggota DPRD Blitar Dituding Cuma Nongkrong

Berita terkait

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

15 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

26 hari lalu

Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

Nurul Huda menggugah perhatian publik. Video curhatnya tentang pengalaman disiksa oleh majikannya di Oman menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Beda Sikap Migrant Watch dan Migrant CARE Soal Dugaan TPPO Berkedok Magang Mahasiswa

33 hari lalu

Beda Sikap Migrant Watch dan Migrant CARE Soal Dugaan TPPO Berkedok Magang Mahasiswa

Migrant Watch menilai kasus magang ke Jerman lebih tepat dikatakan sebagai kesalahan prosedur penempatan mahasiswa ketimbang TPPO.

Baca Selengkapnya

Ferienjob: Praktik Lancung TPPO Berkedok Magang hingga Guru Besar Menjadi Tersangka

38 hari lalu

Ferienjob: Praktik Lancung TPPO Berkedok Magang hingga Guru Besar Menjadi Tersangka

Dengan iming-iming magang di Jerman, para pelaku melakukan TPPO dengan menjebak dalam program Ferienjob

Baca Selengkapnya

TPPO Modus Ferienjob, Migrant CARE Ungkap Sindikat Pernah Sasar Siswa SMK

39 hari lalu

TPPO Modus Ferienjob, Migrant CARE Ungkap Sindikat Pernah Sasar Siswa SMK

Kasus TPPO menyasar dunia pendidikan. Selain Ferienjob, kasus perdagangan orang sempat masuk ke sekolah (SMK) menggunakan modus lain.

Baca Selengkapnya

Migrant Care: PPLN Kuala Lumpur Tak Paham Aturan Pemilu, Hak Politik Ratusan Pekerja Migran Terabaikan

42 hari lalu

Migrant Care: PPLN Kuala Lumpur Tak Paham Aturan Pemilu, Hak Politik Ratusan Pekerja Migran Terabaikan

Migrant Care menyatakan PPLN Kuala Lumpur menunjukkan bobroknya penyelenggara pemilu dan tunduk pada keinginan parpol.

Baca Selengkapnya

Banyak Data Tidak Sesuai, Migrant Care Minta KPU Buka DPT PSU di Kuala Lumpur

54 hari lalu

Banyak Data Tidak Sesuai, Migrant Care Minta KPU Buka DPT PSU di Kuala Lumpur

Migrant Care menemukan hanya segelintir pemilih yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) hadir saat pencoblosan ulang di Kuala Lumpur Malaysia

Baca Selengkapnya

PSU Kuala Lumpur Digelar Hari ini, Migrant Care Sebut Jumlah Pemilih Menciut

54 hari lalu

PSU Kuala Lumpur Digelar Hari ini, Migrant Care Sebut Jumlah Pemilih Menciut

Migrant Care menyoroti berkurangnya jumlah pemilih dalam pemungutan suara ulang yang akan digelar di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Cerita Awal Mula Migrant Care Mencium Adanya Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia

1 Maret 2024

Cerita Awal Mula Migrant Care Mencium Adanya Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia

Migrant Care, mengungkap dugaan praktik jual beli surat suara pemilu di Malaysia. Surat suara pemilu itu dijual dari harga 25-50 Ringgit Malaysia

Baca Selengkapnya

Terungkap Modus Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia, Ini Respons Bawaslu-KPU

27 Februari 2024

Terungkap Modus Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia, Ini Respons Bawaslu-KPU

Migrant Care mengungkap modus dugaan jual beli surat suara di Malaysia. Harga per satu surat suara dihargai sekitar Rp 90 ribu-120 ribu.

Baca Selengkapnya