Luberan lumpur Lapindo terlihat mengarah ke pemukiman warga area terdampak akibat jebolnya tanggul lumpur di Titik 68, desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, 10 September 2014. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Sidoarjo - Lumpur Lapindo yang melimpas dari tanggulnya yang jebol di Desa Gempol Sari, Tanggul Angin, Sidoarjo, Jawa Timur, telah menenggelamkan sedikitnya lima rumah hingga Rabu siang ini, 10 September 2014. Genangan air lumpur masuk dan terus meninggi karena belum ada upaya, atau lebih tepatnya tidak ada upaya, yang bisa dilakukan untuk menghentikan bocornya debit lumpur yang terukur 30-50 ribu meter kubik per jam itu.
"Ada lima rumah dalam satu deret dan satu halaman yang tenggelam," kata Sulastri, warga desa setempat. "Rumah saya yang paling parah." (Baca berita sebelumnya: Lumpur Lapindo Meninggi, 110 Patung Tenggelam)
Selain milik Sulastri, empat rumah lainnya adalah milik Seger, Astika, Susilowati, dan Yasin. Lebih dari 20 jiwa mendiami rumah-rumah itu. Mereka terpaksa mengungsi setelah air dan lumpur mulai masuk sejak Rabu pagi.
Kepala Desa Gempol Sari, Abdul Haris, ketika meninjau rumah Sulastri mengatakan jumlah warga seluruhnya 4.500 jiwa. Sejatinya hanya 18 berkas ganti rugi yang diajukan di antara warganya sebagai korban terdampak lumpur Lapindo. Namun belum juga semua dibayar lunas, sebagian bahkan belum dibayar sama sekali. "Termasuk Sulastri yang belum dapat ganti sama sekali, kasihan saya," kata Abdul. (Baca juga: Warga Korban Lumpur Lapindo Gagal ke Jakarta)