Bentuk Kabinet, Jokowi Disarankan Abaikan Partai  

Reporter

Rabu, 10 September 2014 06:44 WIB

Jokowi menyampaikan sambutannya saat mengunjungi Museum Bung Karno di Denpasar, Bali, Sabtu 30 Agustus 2014. TEMPO/Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Yogyakarta: Direktur Eksekutif Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT) UGM Hasrul Halili mendesak presiden terpilih, Joko Widodo alias Jokowi, membentuk kabinet anti-korupsi. Syarat utamanya, Jokowi mengurangi jumlah menteri dengan latar belakang politikus.

"Jokowi harus mengeliminasi akses partai politik dalam pembentukan kabinet," kata Hasrul kepada media di Sekretariat PUKAT UGM pada Selasa, 9 September 2014.

Hasrul meminta Jokowi lebih memilih calon menteri dengan latar belakang profesional dan figurnya diakui oleh publik dari segi integritas dan kemampuannya. Bahkan, dia menyarankan proses seleksi perlu menggunakan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan mengenai kondisi rekening setiap calon menteri. "Calon menteri dari partai politik memang tidak bisa dilarang, tapi kalau politisi peluang korupsinya besar," kata Hasrul. (Baca juga: Ucapan Koalisi Ramping Jadi Bumerang buat Jokowi)

Karena itu, dia juga mewanti-wanti Jokowi agar mengabaikan usulan calon menteri yang pernah terjerat atau disangka melakukan tindak pidana dengan ancaman pidana lebih dari lima tahun. Peraturan soal ini, menurut Hasrul, sudah tegas tercantum di Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara. "Jangan sampai memiliki catatan tersangkut pidana korupsi, terorisme, narkoba, perdagangan orang, dan pelanggaran HAM," kata dia.

Peneliti dari PUKAT UGM, Hifdzil Alim, menambahkan Jokowi memang tidak bisa sama sekali mengabaikan calon menteri dari partai politik. Namun, dia berpendapat, calon-calon menteri dari kalangan politikus harus dijadikan pilihan terakhir. "Sekalipun akademikus, kalau ada kaitannya dengan parpol, perlu hati-hati juga," kata dia.

Hifdzil curiga penempatan politikus di kementerian sering menjadi alat untuk pengumpulan dana bagi partai politik. Kecurigaannya berangkat dari tradisi sepuluh tahun belakangan, ketika pergantian rezim terjadi, selalu diwarnai dengan penempatan orang-orang baru pendukung presiden di pos-pos strategis. "Dari menteri sampai pos direktur atau komisaris BUMN dan BUMD," ujar dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita lain:

PKS Blunder Usung Pilkada Tak Langsung

Ketemu Sudi Silalahi, Rini Minta Maaf

Demi Prabowo, PKS Setuju Pilkada Lewat DPRD

Berita terkait

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

6 menit lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

1 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

1 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

4 jam lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

4 jam lalu

Respons Istana atas Wacana Presidential Club dari Jubir Prabowo

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menanggapi wacana pembentukan presidential club yang disampaikan juru bicara Prabowo

Baca Selengkapnya

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

4 jam lalu

PSI Sebut Nama Jokowi Jadi Rebutan usai Tak Dianggap PDIP

Ketua DPP PSI, Andre Vincent Wenas, mengatakan nama Presiden Jokowi menjadi rebutan di luar PDIP. PSI pun mengklaim partainya adalah partai Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

5 jam lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

7 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

8 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

9 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya