Pelecehan, DPRD Belum Akan Panggil Gubernur Riau  

Reporter

Rabu, 3 September 2014 20:00 WIB

Annas Maamun, Gubernur Riau. Wikipedia.org

TEMPO.CO, Pekanbaru - Sejumlah spanduk bernada kecaman terhadap Gubernur Riau Annas Maamun yang tersangkut kasus dugaan tindak asusila tersebar di sejumlah jalan protokol di Pekanbaru. Spanduk sudah terpasang sejak Rabu, 3 September 2014, di jembatan penyeberangan dan jalan layang. Namun, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Riau belum akan bersikap tentang kasus ini.

Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan DPRD Riau, Zukri Misran, menuturkan hingga kini belum ada upaya pemanggilan Gubernur Riau Annas Maamun secara kelembagaan oleh DPRD Riau. "Saat ini, kami tengah fokus pembahasan anggaran pendapatan daerah 2015 serta pembahasan pemekaran daerah yang saat ini dituntut oleh warga Rokan Darusalam," ujarnya, Rabu, 3 September 2014. (Baca: Kasus Asusila, Gubernur Riau Terancam 12 Tahun Bui)

Terlebih, masa jabatan legislator Riau bakal berakhir tiga hari lagi, yakni 6 September 2014. Meski demikian, kata dia, Dewan akan memanggil Annas Maamun untuk memberi klarifikasi setelah pelantikan legislator yang baru.

Zukri menjelaskan, sejauh ini belum ada tuntutan dari warga Riau atau laporan dari korban yang masuk ke Dewan. Lagi pula, kasus tersebut belum memiliki fakta yang kuat karena masih diselidiki polisi. "Biarkan saja dulu proses hukum berjalan. Kita akan panggil Gubernur setelah pelantikan anggota Dewan yang baru," ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan anggota Fraksi PKS, Syafruddin Saan. "Kami akan panggil Gubernur setelah pembahasan APBD," ujarnya.

Sementara itu, pengamat politik, Rawa El Amady, menuturkan semestinya Annas Maamun mengeluarkan pembelaan atau bantahan secara langsung kepada media atas tuduhan yang menyudutkannya itu. Sebab, kata dia, jika Annas terus-menerus sembunyi dari persoalan, opini publik terhadap tuduhan tindak asusila ini akan semakin kuat.

"Gubernur segera memberikan klarifikasi dan bantahan di depan media. Jika kasus itu tidak benar, ia bisa laporkan balik untuk atas tuduhan pencemaran nama baik," ujarnya. (Baca: Cerita Korban Dugaan Pelecehan oleh Gubernur Riau)

Rawa menilai persoalan ini dipicu gaya pemerintah Annas yang terbilang otoriter. Annas kerap membuat kebijakan yang merugikan orang lain. Dia mencontohkan, Annas tak segan-segan memberhentikan atau memutasi pegawai pemerintah yang tidak mengikuti kehendaknya.

"Ada semacam gerak perlawanan dari kelompok yang dirugikan. Apalgi ada tuduhan yang memiliki fakta yang bisa disangkutkan kepada dia," ujarnya.

Sebelumnya, WW, anak mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah, Soemardhi Thaher, melaporkan Annas ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri atas tuduhan pelecehan seksual pada 27 Agustus 2014. Annas diduga melakukan tindak asusila terhadap WW di rumah pribadi Annas. Menurut Soemardhi, laporan anaknya tertuang dalam berkas Nomor LP/797/VIII/2014/Bareskrim.

Annas membantah tuduhan pelecehan seksual itu. Juru bicara Pemerintah Provinsi Riau, Yoserizal Zen, menyebutkan Annas tidak pernah melakukan tindak asusila terhadap WW. "Pak Annas mengaku itu fitnah," kata Yoserizal.

RIYAN NOFITRA




Berita Lain
Makam Nabi Muhammad Akan Dipindahkan
May Myat Noe, Sang Ratu Kecantikan Sesaat
Pembelaan Jenderal Sutarman untuk Polisi 'Narkoba'
Ini Alasan Pemindahan Makam Nabi Muhammad

Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

40 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

42 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

44 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

45 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

47 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

58 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 Februari 2024

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 Februari 2024

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya