Emon (kiri), tersangka kasus pedofil Sukabumi dan Kapolda Jawa Barat. Tempo/Sidik Permana
TEMPO.CO, Kuningan - Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Polisi Muhammad Iriawan mengatakan warga di wilayah hukumnya menolak keberadaan gerakan Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS). Hingga saat ini, tidak ada informasi tentang ISIS di Jawa Barat.
"Alhamdulillah, warga Jawa Barat ikut menolak keberadaan ISIS. Pertama, jelas ISIS dilarang. Kedua, pemahaman kepada masyarakat. Ketiga, deteksi dini terhadap keberadaan mereka," ujar Iriawan setelah menghadiri peringatan Hari Jadi Kuningan Ke-516 di gedung DPRD Kabupaten Kuningan, Senin, 2 September 2014.
Menurut dia, sesuai dengan komitmen Kapolri, agar di seluruh wilayah Indonesia ISIS tidak berkembang, masyarakat Kuningan, pada umumnya Jawa Barat, menolak keberadaan ISIS dan tidak ada ruang bagi mereka. Hal ini berkat pembinaan kepada masyarakat dan koordinasi dengan TNI. "Ini komitmen kami dan tetap waspada terhadap ISIS."
Kapolda menyatakan hal yang membanggakan selain warga Jawa Barat menolak keberadaan ISIS adalah keikutsertaan mereka dalam membantu memberi informasi jika di wilayahnya ada organisasi Islam radikal. "Masyarakat sekarang aktif untuk memberi tahu segala kegiatan yang mencurigakan," tutur Iriawan.
Selain soal ISIS, Kapolda Jawa Barat mengatakan ada tiga kapolres yang dipromosikan karena keberhasilannya, yakni Kapolres Kuningan Ajun Komisaris Besar Harry Kurniawan menjadi Kapolres Subang, serta Kapolres Kabupaten Cirebon Ajun Komisaris Irman Sugema dan Kapolres Subang Ajun Komisaris Besar Chiko Ardwiatto yang akan masuk ke Polda Metro Jaya.