SBY Ditawari Bekerja untuk PBB  

Reporter

Senin, 1 September 2014 19:31 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekjen PBB Ban Ki-moon di Bogor, Jawa Barat (20/3). AP/Achmad Ibrahim

TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa-Bangsa menawarkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk berkiprah di kancah internasional setelah tidak lagi menjabat. "Sepengetahuan kami, beliau akan mempertimbangkan semua tawaran itu," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa kepada wartawan, Senin, 1 September 2014.

Selain dari PBB, tawaran juga datang dari lembaga lain. Marty enggan menjelaskan tokoh dan lembaga yang mengajukan tawaran itu. Menurut Marty, hal itu sebagai pengakuan terhadap peran SBY selama sepuluh tahun menjadi presiden dan berkiprah di kancah internasional. (Baca: Ini Surat SBY Pada Pemimpin Dunia Terkait Gaza)

Pekan lalu, SBY bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam Konferensi Tingkat Tinggi Ke-6 Forum Global Aliansi Peradaban di Bali. Selain Moon, SBY, dalam acara tersebut, juga bertemu dengan Sekjen Organisasi Kerja Sama Islam Iyad Ameen Madani. (Baca: SBY Ingin Palestina Jadi Anggota PBB)

Sejak tahun lalu, beredar kabar kalau SBY siap menjadi orang penting di markas PBB di New York seusai masa jabatan Moon berakhir. Di forum internasional, citra SBY memang sangat baik. Indonesia berhasil menjadi tuan rumah Konferensi PBB tentang perubahan iklim di Bali pada akhir 2007. Sejumlah konferensi internasional juga berlangsung di Indonesia, seperti WTO. (Baca: SBY Akui Lebih Sering ke Luar Negeri)

Negara maju memuji pidato SBY di Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Pittsburgh, Amerika, pada 2009. Saat itu SBY menjelaskan bahwa Indonesia berkomitmen menurunkan emisi sebesar 26% pada 2020 dengan upaya sendiri.

Padahal menurunkan emisi adalah kewajiban negara maju atau Annex I, yang sejak abad ke-19 mengotori atmosfer dengan gas-gas rumah kaca hasil buangan bahan bakar fosil. Dalam setiap konferensi, India dan Cina selalu menolak tekanan negara maju soal emisi ini.

FRANSISCO ROSARIANS | UWD


Berita Terpopuler
Curhat Jokowi: Dari Sinting, Ihram dan Prabowo
Manfaat Caci Maki Florence 'Ratu SPBU'
Ronaldinho Segera Main di ISL

Berita terkait

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

8 jam lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

10 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

11 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

13 jam lalu

Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

2 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

3 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

4 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

4 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya