Sejumlah warga melakukan aksi teatrikal mandi lumpur Lapindo saat peringatan 8 tahun Lumpur Lapindo di desa Siring, Porong, Sidoarjo (29/5). TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Sidoarjo - Puluhan warga Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, berkumpul di balai desa untuk bermusyawarah tentang janji pemberian dana bantuan oleh PT Lapindo Brantas. Dana bantuan itu dijanjikan sebagai kompensasi Lapindo yang mengebor sumur gas di desa tersebut yang sudah dimulai sejak beberapa tahun lalu.
"Warga Kalidawir hanya dikasih janji saja, tidak pernah diberikan dana kompensasi seperti yang dikatakan pada awal-awal pengeboran," kata koordinator warga Kalidawir, Arifin, Senin, 25 Agustus 2014.
Menurut Arifin, pada awal pengeboran para warga dijanjikan dana kompensasi sebesar Rp 5 juta per kepala keluarga. Namun karena tidak ada tindak lanjut, warga berinisiatif mengumpulkan Kartu Keluarga dan menuntut kepada Lapindo untuk segera merealisasikan janjinya. "Tuntutan itu ditandatangani oleh semua RT," kata dia.
Tapi tuntutan itu hanya ditanggapi dengan sebuah surat. Padahal, warga menginginkan penjelasan langsung dari Lapindo "Kami kecewa," kata Arifin.
Arifin menambahkan, di Kalidawir terdapat dua sumur milik PT Lapindo, yaitu Sumur Gas TA 3 yang terletak di RT 11/RW 4, dan TA 5 yang terletak di RT 7/RW 2. Menurutnya, warga sudah trauma dengan semburan lumpur yang terjadi di Kecamatan Porong. "Kami tidak ingin sama seperti di Porong," kata dia.
Merasa dikecewakan, para warga memberikan tenggat kepada PT Lapindo hingga 28 Agustus 2014. Apabila sampai batas waktu itu dana kompensasi tidak diberikan, seluruh warga mengancam akan menutup jalan yang menuju akses sumur PT Lapindo yang ada di desa mereka. "Karena akses jalan yang menuju sumur PT Lapindo tanahnya masih milik warga," kata dia. (Baca juga: Jokowi Dihadiahi Segenggam Lumpur Lapindo)
Minarak Group Kaji Temuan Logam Tanah Jarang Lumpur Lapindo
23 Januari 2022
Minarak Group Kaji Temuan Logam Tanah Jarang Lumpur Lapindo
Minarak Group ikut merespons temuan Kementerian ESDM terkait potensi logam tanah jarang atau Rare Earth Element di lokasi lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.