Mobil Murah Biang Kemacetan Yogyakarta

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 19 Agustus 2014 21:05 WIB

Ratusan penarik becak yang tergabung dalam Komunitas Penarik Becak Yogyakarta mengikuti pawai deklarasi Jogja Istimewa Untuk Jokowi-JK di kawasan Malioboro-Beringharjo dan Alun-alun utara Yogyakarta, 24 Juni 2014. TEMPO/Suryo Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekitar 50 persen mobil baru yang mendominasi pertambahan kendaraan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan mobil murah. Pertambahan kendaraan baru itu dinilai merupakan salah satu faktor penyebab kemacetan arus lalu lintas di DIY.

“Mobil-mobil murah itu membuat orang ingin dan mudah beli mobil baru,” kata Kepala Bidang Anggaran Pendapatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, dan Aset Daerah (DPPKAD) DIY, Gamal Suwantara, Selasa, 19 Agustus 2014.

Padahal, kata dia, mobil murah itu hanya sedikit menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) DIY. Berdasarkan data yang dimilikinya, target PAD 2014 dari pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) sebesar Rp 1 triliun. Namun pendapatan dari pajak mobil murah hanya menambah PAD sekitar dua persen, yakni Rp 24 miliar. (Baca: Ini Pertimbangan Jokowi Terapkan Pajak Progresif)

Jumlah mobil baru hingga Maret 2014 di DIY tercatat 29.372 unit. Pada 2013, tercatat jumlah mobil baru selama setahun sebanyak 148.304 dan kendaraan lama yang telah mendapat pengesahan ulang 1.248.663, sehingga total kendaraan bermotor selama 2013 sebanyak 1.396.967.

Membanjirnya mobil murah di Yogyakarta hanya ditangkal dengan penerapan pajak progresif. Tapi penerapan pajak progresif untuk wilayah DIY pun relatif kecil, sehingga tak efektif mengerem orang membeli mobil. Kepemilikan kendaraan kedua dikenai pajak progresif hanya 1,5 persen, kemudian kepemilikan ketiga 2 persen, kepemilikan keempat 2,5 persen, dan kelima 3 persen.

Ini berbeda dengan besaran pajak progresif mobil di DKI Jakarta, yaitu kepemilikan kedua dikenai 2 persen, ketiga 4 persen, keempat 6 persen, dan kelima melonjak menjadi 10 persen. (Baca:Pajak Progresif Kendaraan Bermotor Naik)

Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menawarkan solusi penanganan kemacetan lalu lintas dengan membangun jalan layang (flyover). “Enggak ada pilihan. Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan harus mengkaji, mana yang sudah memerlukan flyover atau lewat bawah (underpass),” kata Sultan, Selasa, 19 Agustus 2014.

Raja Keraton Yogyakarta ini juga mengajukan solusi untuk menangani kemacetan di Yogyakarta dengan menambah area parkir. “Karena Yogyakarta sebagai Jogja Heritage City, kalau bisa, bus-bus wisata tidak mesti harus masuk kota,” kata Sultan.




PITO AGUSTIN RUDIANA

Terpopuler:
Fahri Hamzah Disebut Terima US$ 25 Ribu dari Nazar
Begini Pembagian Jatah Kekuasaan ala Prabowo-Hatta
Jokowi Setuju 6 Jenis Manusia Versi Mochtar Lubis Dihilangkan
Bagaimana PRT Pembunuh Bayi di Riau Dibekuk?
Fahri Hamzah Cuit Klarifikasi Duit Nazaruddin







Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

12 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

57 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

TomTom Traffic Index: London Termacet di Dunia, Jakarta Nomor Berapa?

11 Januari 2024

TomTom Traffic Index: London Termacet di Dunia, Jakarta Nomor Berapa?

TomTom Traffic Index kembali menerbitkan hasil survey kemacetan lalu lintas di kota-kota besar di dunia. Ada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Proyek Jembatan Mampang di Depok: Sudah Bikin Tambah Parah Macet dan Banjir, Mangkrak Pula

4 Januari 2024

Proyek Jembatan Mampang di Depok: Sudah Bikin Tambah Parah Macet dan Banjir, Mangkrak Pula

Warga Kota Depok mengeluhkan dampak proyek pembongkaran dan pembangunan ulang Jembatan Mampang di Jalan Raya Sawangan yang diduga tengah mangkrak itu.

Baca Selengkapnya

Baru Dilantik, Penjabat Bupati Bogor Ini Ditunggu Permasalahan dari Jalur Puncak sampai Parungpanjang

30 Desember 2023

Baru Dilantik, Penjabat Bupati Bogor Ini Ditunggu Permasalahan dari Jalur Puncak sampai Parungpanjang

Kabupaten Bogor selalu ramai setiap akhir tahun, penjabat Bupati Bogor baru dilantik diminta langsung bekerja di kawasan Puncak, antisipasi kemacetan.

Baca Selengkapnya