Tersangka Mutilasi Bocah Tidak Menyesal Membunuh

Reporter

Sabtu, 16 Agustus 2014 10:50 WIB

Para tersangka dan barang bukti berupa tengkorak kepala dan tulang belulang korban sodomi dan mutilasi saat paparan hasil tangkapan di Mapolres Siak, Riau, 8 Agustus 2014. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Pekanbaru - Tersangka pembunuhan dan mutilasi bocah, Muhamad Delvi, 20 tahun, mengaku tidak menyesal atas perbuatannya menghabiskan nyawa korban. Tersangka justru mengaku puas setelah membunuh dan memotong kelamin korban.

"Saya terkejut mendengar pengakuan tersangka. Ia mengaku ada kepuasan setelah mendapatkan penis para korbannya," kata Ketua Umum Komisi Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, kepada wartawan, Sabtu, 16 Agustus 2014.

Menurut Arist, tersangka mengaku melakukan pembunuhan demi mencari kelamin korban yang akan dijadikan tumbal untuk menjadi dukun. Kata dia, tersangka mengaku kelamin tersebut diyakini sebagai obat untuk meningkatkan vitalitas serta dijadikan syarat mendapatkan ilmu kebal bagi tersangka.

Kata Arist, tersangka terobsesi menjadi dukun karena ingin meneruskan ilmu sang ayah yang juga merupakan dukun. Namun, ayah tersangka sudah meninggal beberapa waktu lalu. Kelamin yang sudah didapat itu kemudian direbus untuk mendapatkan minyak yang diyakini tersangka sebagai obat.

"Pembunuhan ini sudah dilakukan tersangka sejak ayahnya masih hidup. Setelah ayahnya meninggal, tersangka tetap mencari bocah untuk dijadikan tumbalnya," kata Arist. (Baca: Riau Darurat Kekerasan Seksual Anak)

Menurut Arist, otak pelaku pembunuhan tersebut, yakni Muhamad Delvi, 20 tahun, patut dijatuhi hukuman mati atau seumur hidup. Begitu juga dua tersangka Dita Desmala Sari, 19 tahun dan Supiyan 26 tahun. Keduanya mengaku turut serta melakukan pembuhuhan dan mutilasi. Adapun tersangka DP mengaku tidak ikut dalam pembunuhan. DP hanya berperan mengumpulkan potongan tubuh hasil mutilasi untuk dimasukkan ke dalam karung atas perintah Delvi. Tersangka Delvi juga bisa dikenai pasal berlapis. Sebab, dalam aksinya tersangka terlebih dulu melakukan penculikan dan kejahatan seksual dalam peristiwa tersebut.

Arist menuturkan Riau saat ini berada dalam status darurat kekerasan seksual terhadap anak. Riau berada pada peringkat tujuh di Indonesia yang masuk dalam kategori berbahaya tindakan kriminal terhadap anak, menyusul terungkapnya kasus pembunuhan disertai mutilasi dan kekerasan seksual di tiga kabupaten di Riau.

"Ini merupakan status yang sangat darurat di Riau, tidak hanya di Indonesia. Kasus mutilasi anak di Riau sudah menggegerkan dunia," ujarnya.

RIYAN NOFITRA

Berita Terpopuler
Jokowi Mungkin Bikin 27 Kementerian
Jadi Ahli untuk Prabowo, Jokowi Telepon Yusril
Massa Prabowo Samakan KPU dengan PKI
Marzuki Alie Pingsan di Sidang Pidato SBY
Bila Jadi Ketua Umum, Agung: Golkar Dukung Jokowi-JK






Advertising
Advertising

Berita terkait

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

6 hari lalu

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

Hindari risiko fatal dengan travel gelap. Ketahui dampak buruknya, termasuk kecelakaan, asuransi, dan tarif tak jelas.

Baca Selengkapnya

Kapolres Jakut Klaim Kawasan Wisata Ancol Aman, Belum Ada Laporan Tindak Kriminal

15 hari lalu

Kapolres Jakut Klaim Kawasan Wisata Ancol Aman, Belum Ada Laporan Tindak Kriminal

Kapolres Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan mengklaim belum ada kerawanan dan berbagai tindak kriminal yang terjadi di kawasan wisata Ancol

Baca Selengkapnya

Anies Tanggapi Isu Jual-beli Bangku Sekolah: Bentuk Kriminalitas

23 Januari 2024

Anies Tanggapi Isu Jual-beli Bangku Sekolah: Bentuk Kriminalitas

Anies mengatakan itu merupakan penyimpanan, pelanggaran dan kriminalitas yang tidak boleh dibiarkan.

Baca Selengkapnya

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

2 Januari 2024

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

Diduga penganiayaan itu dilakukan karena pelaku ingin melindungi anak laki-lakinya yang lain yang juga adik korban, JW, 18 tahun.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bilang Indonesia Negara Aman, Ini Daftar Negara dengan Kriminalitas Tertinggi

13 Desember 2023

Prabowo Bilang Indonesia Negara Aman, Ini Daftar Negara dengan Kriminalitas Tertinggi

Prabowo singgung Indonesia masih aman, damai, dan terkendali

Baca Selengkapnya

Kriminal Sepekan: Ade Armando Digugat PDIP, Firli Akui Bertemu SYL, Wanita Mental Ditabrak Fortuner

29 Oktober 2023

Kriminal Sepekan: Ade Armando Digugat PDIP, Firli Akui Bertemu SYL, Wanita Mental Ditabrak Fortuner

Sejumlah peristiwa kriminalitas terjadi sepekan terakhir di Jabodetabek. Ade Armando digugat PDIP, Firli Bahuri, Fortuner tabrak wanita di Kembangan

Baca Selengkapnya

Polres Jakarta Utara: Ancol dan Sunter Daerah Rawan Kejahatan Pekan Lalu

13 Agustus 2023

Polres Jakarta Utara: Ancol dan Sunter Daerah Rawan Kejahatan Pekan Lalu

Polres Jakarta Utara menandai Ancol hingga Sunter Agung dengan warna merah di peta kerawanan kejahatan

Baca Selengkapnya

Polisi Cari Penganiaya Guru SMA hingga Buta di Rejang Lebong

4 Agustus 2023

Polisi Cari Penganiaya Guru SMA hingga Buta di Rejang Lebong

Pelaku menganiaya dengan menggunakan ketapel kepada guru SMA itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap 2 Pelaku Mutilasi yang Sebar Tubuh Korban di Lima Lokasi

16 Juli 2023

Polisi Tangkap 2 Pelaku Mutilasi yang Sebar Tubuh Korban di Lima Lokasi

Terkuaknya kasus mutilasi ini pasca temuan potongan-potongan tubuh manusia total di lima titik Sleman.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Duga Blok G Pasar Tanah Abang Jadi Sarang Preman karena Keluhan Pedagang Diabaikan

7 Juli 2023

DPRD DKI Duga Blok G Pasar Tanah Abang Jadi Sarang Preman karena Keluhan Pedagang Diabaikan

DPRD DKI Jakarta menduga Blok G Pasar Tanah Abang menjadi sarang preman dan tempat mengonsumsi narkoba karena keluhan pedagang diabaikan.

Baca Selengkapnya