Ketua Komisi Perlindungan Anak Nasional, Arist Merdeka Sirait saat memberikan penjelasan tentang keinginan pertemuan anak korban selamat pembunuhan oleh ibu kandungnya sendiri di Mapolres Cimahi, Jawa Barat. Kamis (13/3). Arist datang mendampingi dan menyampaikan pesan untuk disampaikan kepada Kapolres Cimahi, AKBP Erwin Kurniawan dari Fahrul, korban selamat dari aksi pembunuhan yang dilakukan oleh ibu kandungnya. Fahrul ingin bertemu ibunya yang kini ditahan di Polres Cimahi karena rindu. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO,Jakarta - Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan kasus kekerasan terhadap anak di Jawa Barat menduduki posisi tertinggi nomor tiga di Indonesia. Dari 2.1 juta laporan kekerasan selama 2013, 38 persen terjadi di Jawa Barat. Dari angka tersebut, kata Arist, 52 persen adalah kekerasan seksual. (Baca:Lakukan KekerasanSeksual, Guru Ngaji Ditangkap )
"Kekerasan seksual pada anak di Jawa Barat sudah sangat mengerikan dan bisa dikatakan pada tahap darurat," kata Arist ketika dihubungi, Kamis, 14 Agustus 2014. Yang mengejutkan, kata dia, mayoritas pelaku kekerasan seksual ternyata orang-orang terdekat anak, yakni sebesar 82 persen. Predator di sekitar anak bisa jadi anggota keluarganya sendiri, seperti ayah dan paman. Juga tetangga.
Arist mengatakan kekerasan seksual di Indonesia seperti gunung es. Ada kemungkinan angka kejadiannya lebih besar daripada yang dilaporkan. Dia juga mengatakan kekerasan seksual di Jawa Barat lebih jarang terekspose dibanding di Jakarta. Arist mencontohkan kasus pedofil Ahmad Sobari alias Emon yang memangsa hampir seratus anak. (Baca:Berkas Perkara Emon Dilimpahkan ke Kejaksaan)
"Emon itu kasusnya lama, tapi baru terkuak setelah skandal Jakarta International School," kata Arist. Meski kaget, dia sudah menduga sebelumnya bahwa akan terungkap kasus sejenis di Jawa Barat. Setelah kasus Emon, muncul Obar Sobarli. Pria 28 tahun itu diduga telah menyodomi 21 anak di sekitarnya.
Arist mengatakan lembaganya telah datang ke sejumlah korban Obar untuk memberikan pendampingan dan terapi. Tujuannya, kata dia, menghilangkan trauma dan mencegah korban tak berbalik menjadi pelaku pada masa mendatang. (Baca:Hanya Suka Anak Laki-laki,Emon Dicap Pedofil Tulen )
Sebelumnya, publik Jawa Barat kembali dikejutkan oleh kasus kekerasan seksual. Selain kasus Obar, seorang warga Kota Bandung, AP, berulang kali memperkosa putri kandungnya hingga hamil. Kedua kasus ini ternyata terjadi sejak 2007. "Saya sangat sedih mendengar kasus-kasus ini," ucap Arist.
