Mahasiswa Asal Maluku di Malang Bakar Bendera RMS

Reporter

Editor

Rabu, 20 April 2005 14:46 WIB

TEMPO Interaktif, Malang:Sekitar 50 mahasiswa asal Maluku di Kota Malang membakar bendera Republik Maluku Selatan (RMS) saat melakukan aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Kota Malang, Rabu (20/4). Aksi ini mereka lakukan sebagai simbol penolakan terhadap RMS. "Kami menolak berdirinya RMS," kata juru bicara aksi, Faisal Gani kepada wartawan. Menurut Faisal Gani, sebagai negara berdaulat, Indonesia kembali mendapat ancaman berbagai gerakan separatis, seperti RMS. Karena itulah mahasiswa meminta agar pemerintah tidak membiarkan RMS menjadi besar. Pemerintah juga harus menetapkan RMS sebagai organisasi terlarang dengan membubarkan mereka dan menindak tokoh-tokohnya. "Alex Manuputty harus diseret ke Indonesia dan diadili," ujarnya, merujuk salah satu nama tokoh RMS.Dalam aksinya, mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Maluku Anti-RMS menuntut agar pemerintah melarang tegas segala bentuk peringatan hari ulang tahun (HUT) RMS, tidak membiarkan Maluku terlepas dari wilayah Indonesia, dan menolak intervensi asing dalam penanganan kasus RMS. Menjelang peringatan HUT RMS yang jatuh 25 April nanti, mahasiswa meminta agar pemerintah meningkatkan keamanan. Ini, kata mereka, demi mencegah terulangnya peristiwa tahun lalu ketika banyak korban jatuh dalam peringatan yang sama. "Jangan sampai ada kejadian pengeboman, pengibaran bendera RMS atau isu-isu yang mengganggu keamanan di Maluku," tutur Gani.Aksi unjuk rasa ini berlangsung damai. Mereka melakukan orasi dan meneriakkan slogan-slogan penolakan terhadap RMS di Indonesia. Usai berorasi dan membakar bendera RMS, perwakilan mahasiswa menyampaikan pernyataan sikap kepada DPRD Kota Malang.Menurut Faisal Gani, anggota Front Mahasiswa Maluku Anti-RMS terdiri dari gabungan enam paguyuban mahasiswa asal Maluku yang tersebar di Universitas Brawijaya, Universitas Merdeka, Universitas Muhamadiyah, Universitas Islam Malang, dan Universitas Gajayana. Jumlah seluruh Mahasiswa asal Maluku di Kota Malang sebanyak 600 orang. "Mereka sepakat menolak RMS," katanya. Bibin Bintariadi

Berita terkait

Profil RPKAD, Penumpas G30S 1965: Sejarah Pembentukan dan Siapa Pencetusnya

3 Oktober 2022

Profil RPKAD, Penumpas G30S 1965: Sejarah Pembentukan dan Siapa Pencetusnya

TEMPO.CO--RPKAD atau Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat merupakan nama untuk Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat sebelum menjadi Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.

Baca Selengkapnya

Polresta Ambon Tetapkan 3 Tersangka dalam Pengibaran Bendera RMS

16 Mei 2021

Polresta Ambon Tetapkan 3 Tersangka dalam Pengibaran Bendera RMS

Polresta Pulau Ambon menetapkan tiga orang sebagai tersangka pelaku pengibaran bendera separatis RMS di Desa Ulath,

Baca Selengkapnya

Wisata Sejarah Jejak Portugis di Ambon, Papalvo Papalele Tak Pernah Ingkar Janji

21 Desember 2020

Wisata Sejarah Jejak Portugis di Ambon, Papalvo Papalele Tak Pernah Ingkar Janji

Papalele memainkan peran yang amat penting selama konflik Ambon terjadi pada 1999. Prinsipnya kemanusiaan, kepercayaan, dan kesetiaan.

Baca Selengkapnya

3 Petinggi RMS Ini Ditangkap Polda Maluku

26 April 2020

3 Petinggi RMS Ini Ditangkap Polda Maluku

Ketiga petinggi RMS tadi memasuki halaman Kantor Polda Maluku dengan membentangkan bendera RMS.

Baca Selengkapnya

Traveling Cuma Sehari di Kota Ambon

1 Agustus 2018

Traveling Cuma Sehari di Kota Ambon

Kami menginap di hotel yang berlokasi di tengah Kota Ambon untuk memulai traveling.

Baca Selengkapnya

Bendera RMS Dikibarkan Orang Tak Dikenal di Sekolah  

27 Januari 2017

Bendera RMS Dikibarkan Orang Tak Dikenal di Sekolah  

Bendera itu diturunkan pada pukul 07.00 oleh polisi. "Polisi sempat meminta keterangan pihak sekolah sebagai saksi."

Baca Selengkapnya

Mantan Laskar Jihad Ambon Serahkan Senjata Api kepada Polisi

31 Oktober 2016

Mantan Laskar Jihad Ambon Serahkan Senjata Api kepada Polisi

Senjata yang diserahkan secara sukarela itu terdiri atas 1 pucuk laras panjang, 3 pucuk laras pendek, 2 mortir, dan ratusan peluru.

Baca Selengkapnya

Presiden RMS: Biarkan Rakyat Maluku Menentukan Nasib Sendiri

22 April 2016

Presiden RMS: Biarkan Rakyat Maluku Menentukan Nasib Sendiri

RMS menjadi anggota Melanesian Spearhead Group (MSG) yang berkedudukan di Vanuatu, sama seperti yang dilakukan Papua.

Baca Selengkapnya

Konflik yang Dipicu Keberagaman Budaya Indonesia

21 Mei 2015

Konflik yang Dipicu Keberagaman Budaya Indonesia

PBB mencatat sebanyak 75 persen dari konflik besar yang terjadi di dunia saat ini berakar pada dimensi kultural.

Baca Selengkapnya

Rindu Tanah Air, RMS Berharap Jokowi Jadi Presiden

8 Juli 2014

Rindu Tanah Air, RMS Berharap Jokowi Jadi Presiden

"Jika Jokowi menang, mungkin sakit hati kami bisa lebih melunak. Kami bisa bicara dengan beliau. Kami juga manusia yang rindu keadilan."

Baca Selengkapnya