Mendiknas, M. Nuh (kiri) bersama Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid (kedua kiri), Mantan Ketua Umum GP Ansor, Slamet Effendy Yusuf (kedua kanan) dan Ketua Umum Partai Kemakmuran Bangsa Nusantara (PKBN), Yenny Wahid (kanan), meresmikan Yayasan Ansoruna pada pembukaan HUT GP Ansor ke-78 di Kantor Pusat GP Ansor, Jakarta, Selasa malam (24/4). ANTARA/Reno Esnir
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid mengatakan keberadaan tim transisi yang dibentuk oleh calon presiden terpilih Joko Widodo berlandaskan pada semangat revolusi mental yang senantiasa digaungkan Jokowi saat kampanye. (Baca: Biaya Tim Transisi Jokowi sampai Rp 1 Miliar)
"Kerja tim transisi ini sangat teknis dan produknya konseptual pemerintahan, bukan kebijakan politik, apalagi pilihan personal," ujar Nusron kepada Tempo, Ahad, 10 Agustus 2014. (Baca: Jokowi Emoh Lanjutkan Program Swasembada Pangan SBY)
Tim transisi diharapkan mampu menggodok semua konsep perpaduan rencana pembangunan jangka panjang nasional, sistem perencanaan pembangunan nasional, dan rencana pembangunan jangka panjang menengah yang harus mengandung semangat berdikari di bidang ekonomi, berkedaulatan di bidang politik, dan berkepribadian dalam bidang budaya. (Baca: J. Kristiadi: Tim Transisi Jokowi Harus Diawasi)
Adapun tugas memilih dan mengangkat menteri diakui Nusron merupakan hak prerogatif presiden dan wakil presiden. Menurut Nusron, posisi tim transisi lebih pada mempersiapkan kabinet bentukan presiden agar tidak lagi membuang waktu untuk unjuk gigi sehingga langsung bekerja dan membumi. “Tim Transisi hanya menformulasi konsep besar dan kerangka kerja pemerintahan,” tuturnya. (Baca: Jokowi Bentuk Pokja Khusus Kartu Indonesia Sehat)