Tangani ISIS, Polisi Sarankan Buat UU Baru  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 9 Agustus 2014 21:32 WIB

Tokoh Agama dan Kepercayaan Tolak ISIS di Indonesia

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Intelkam Mabes Polri Brigadir Jenderal Suparmi Suparto menyarankan pembentukan undang-undang baru untuk membendung gerakan radikalisme seperti Islamic State of Irak and Syria atau negara Islam Irak dan Suriah di Indonesia. "Sudah saatnya di Indonesia perlu adanya UU yang mengatur masalah perlindungan terhadap negara," katanya saat seminar di kantor Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Sabtu, 9 Agustus 2014. (Baca: Bendera ISIS Berkibar di Samping Kantor Polisi)

Menurut Suparmi, setelah pengeboman World Trade Center pada 11 September 2001, Amerika Serikat membuat UU yang lebih keras daripada sebelumnya yang menentang UU subversif. Demikian juga, kata dia, di Malaysia dengan ISA (Internal Security Act). "Indonesia tidak memiliki UU yang memberikan perlindungan terhadap rencana aksi kekerasan, separatisme, terorisme, seperti intimidasi serta power presure," ujarnya. (Baca: Ratusan Warga Bima Dibaiat Dukung ISIS)

Suparmi juga menyarankan agar Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tegas mengimplementasikan UU Imigrasi terhadap pencabutan hak warga negara Indonesia yang mendukung pemberontakan/kejahatan di negara sahabat (asas resiprokal). Serta perlu peninjauan visa on arrival dari negara Timur Tengah, seperti Turki dan Afganistan, untuk memudahkan pemantauan perjalanan WNI. (Baca: Cara Pendukung ISIS Berjihad ke Timur Tengah)

Cara lainnya, kata dia, duta besar Indonesia di Timur Tengah agar tidak lagi mengeluarkan surat perjalanan laksana paspor. Serta melakukan pengawasan ketat terhadap semua WNI yang pergi ke negara konflik. (Baca: BNPT: Waspadai Transfer Ilmu Pembuatan Bom ISIS)

Gerakan ISIS di Indonesia mulai muncul sejak bulan lalu. Belakangan, muncul video ajakan untuk masuk ISIS di YouTube yang tersebar di Indonesia. Bahkan sudah ada beberapa pembaiatan di sejumlah daerah. Abu Bakar Ba'asyir, terpidana terorisme yang sedang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan pun dikabarkan telah membaiat 20-an narapidana terorisme untuk bergabung dengan ISIS.

LINDA TRIANITA

Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi

Berita terpopuler lainnya:
Ketua Gerindra Jakarta Ancam Culik Ketua KPU
SBY Buka Suara Soal Pencopotan KSAD Budiman
Golkar Bisa di Luar Pemerintahan, Begini Caranya

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

3 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

23 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

23 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

32 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

33 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

34 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

35 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

35 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

35 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

35 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya