Jembatal Comal Ambles, Kiriman JNE Tak Terhambat

Reporter

Kamis, 24 Juli 2014 06:00 WIB

Seorang petugas PT. Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) membawa paket pengiriman barang. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Amblasnya jembatan Comal, Pemalang, Jawa Tengah, menghambat proses distribusi di jalur utara Jawa. Namun, perbaikan jembatan yang menghubungkan Pemalang dan Pekalongan ini tidak menghambat kerja Perusahaan Jasa Pengiriman Barang Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE).

Direktur Operasional JNE, Edi Santoso, mengatakan sejak H-7 lebaran, kiriman paket JNE tidak lagi menggunakan truk. "Sebanyak 90 persen proses pengiriman kami menggunakan pesawat, dan kereta api double track. Jadi ambrolnya Jembatan Comal tidak berpengaruh pada proses pengiriman JNE," ujar Edi saat dihubungi Tempo, Rabu, 23 Juli 2014.

JNE, kata Edi, tidak lagi menggunakan jalur darat lantaran sering mengalami hambatan. Selain itu, jalur udara dan kereta pun dinilai dapat menghemat waktu. Penggunaan jalur udara membuat proses pengiriman satu hari lebih cepat. JNE menamai layanan tersebut dengan sebutan YES (Yakin Esok Sampai).

Sementara, untuk pengiriman barang dalam provinsi, JNE memanfaatkan kereta api double track. Jasa ini pun dapat digunakan untuk pengiriman barang antar provinsi, namun memakan waktu yang cukup lama. Jasa ini dikenal dengan sebutan OKE (Ongkos Kirim Ekonomis).

Edi menambahkan, perusahaannya tidak merasa kesulitan dalam menggunakan jasa udara dan kereta. Biasanya pebisnis menghindari kedua alternatif distribusi itu dengan alasan prosesnya yang merepotkan, karena harus mengambil lagi barang dari bandara dan stasiun.(Baca :Lebaran, Pengiriman Logistik Melonjak 300 Persen)

Setelah sampai ke bandara atau stasiun, petugas JNE segera mengambil barang- barang tersebut dan menyortirnya di kantor JNE terdekat. "Karena barang-barang yang diantar biasanya berukuran kecil, sehingga kami tidak repot," ujar Edi.

Sebelumnya, pengiriman PT Pos Tegal terlambat akibat jembatan penghubung Pemalang dan Pekalongan itu ditutup total sejak Jumat pekan lalu. Hingga kemarin, barang-barang kiriman pos ekspres yang mestinya sampai ke penerima pada satu hari setelah pengiriman molor jadi empat hari. Padahal, pengiriman melalui layanan pos ekspres, pos kilat khusus, dan pos standar meningkat hingga sekitar 50 persen sejak awal Ramadhan.

Hal itu membuat Kantor Pos Besar Tegal mengerahkan armada ekstra untuk memaksimalkan pelayanan. Sebab, peningkatan pengiriman pos itu menyebabkan terjadinya penumpukan barang.

PERSIANA GALIH



Berita Terpopuler
Marshanda Siap Terima Risiko Lepas Jilbab
Pulang Berlibur, Hotasi Nababan Dieksekusi
Pangkostrad Letjen Gatot Nurmatyo Jadi KSAD Baru
Remaja Salatiga Ungguli Insinyur Oxford Bikin Jet Engine Bracket

Berita terkait

Penjual Parsel di Pasar Kembang Cikini Mengeluh Omzet Menurun

13 Juni 2018

Penjual Parsel di Pasar Kembang Cikini Mengeluh Omzet Menurun

Para pedagang parsel di Cikini mengeluhkan lamanya libur Lebaran para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan bertambahnya penjual parsel online.

Baca Selengkapnya

Tolak Parsel, Rumah Menteri Yuddy Dipasangi Stiker  

2 Juli 2016

Tolak Parsel, Rumah Menteri Yuddy Dipasangi Stiker  

PNS serta anggota TNI dan Polri telah bersumpah bekerja tanpa mengharapkan imbalan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Awas, Barang Tak Layak Edar Banyak Ditemukan di Parcel

29 Juni 2015

Awas, Barang Tak Layak Edar Banyak Ditemukan di Parcel

Puluhan barang yang ditemukan di toko parcel tak memiliki izin edar.

Baca Selengkapnya

Jelang Lebaran, Pengiriman Uang dari TKI Meningkat

29 Juni 2015

Jelang Lebaran, Pengiriman Uang dari TKI Meningkat

Pengiriman uang oleh tenaga kerja Indonesia (TKI) melalui Kantor Pos Besar Kota Pekalongan, Jawa Tengah, selama sepekan terakhir ini mulai meningkat.

Baca Selengkapnya

Tips Membeli Parcel ala Fahira Idris

3 Agustus 2013

Tips Membeli Parcel ala Fahira Idris

Fahira berbagi tips kepada calon pelanggan yang hendak membeli parcel.

Baca Selengkapnya

Jelang Lebaran, Pedagang Parcel Mengaku Banjir Pesanan

3 Agustus 2013

Jelang Lebaran, Pedagang Parcel Mengaku Banjir Pesanan

Menurut Ismail, makanan dari beberapa industri ritel itu selain kualitasnya terjamin, juga lebih murah.

Baca Selengkapnya

Dikirimi Kurma, Mahfud Lapor KPK  

6 September 2010

Dikirimi Kurma, Mahfud Lapor KPK  

Parsel ini awalnya berupa 50 boks kurma dari Kerajaan Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Polisi Amankan Ratusan Makanan Kadaluwarsa

31 Juli 2008

Polisi Amankan Ratusan Makanan Kadaluwarsa

Kepolisian Wilayah Cirebon mengamankan dan menutup distribusi beragam makanan kadaluwarsa. Makanan itu dijual kembali ke warga dalam harga murah.

Baca Selengkapnya

Pasuruan Tidak Bagikan Bingkisan Lebaran

21 September 2007

Pasuruan Tidak Bagikan Bingkisan Lebaran

Pemerintah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur tidak membagikan bingkisan lebaran kepada para pegawai negeri sipil dan tenaga hororer tahun ini. Keputusan meniadakan parsel lebaran karena adanya larangan dari Pemerintah Pusat.

Baca Selengkapnya

THR DPRD Kabupaten Malang Dibatalkan

11 November 2004

THR DPRD Kabupaten Malang Dibatalkan

Sebagai gantinya, masing-masing anggota dewan mendapat parsel senilai Rp 70 ribu per orang.

Baca Selengkapnya