Sejumlah warga memanfaatkan lahan bandara untuk bercocok tanam di Bandara Notohadinegoro, desa Wirowongso, Jember, Selasa (19/3). Mangkraknya lahan bandara ini dimanfaatkan warga menjadi lahan tanam dan jalur pintas mencari rumput. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jember - Penerbangan Garuda Indonesia dengan rute Jember- Surabaya dan Surabaya- Jember, berhenti Jumat hingga Sabtu (18-19 Juli 2014). Pembatalan tersebut karena keterbatasan pilot untuk pesawat jenis ATR 72-600 itu.
"Pesan yang kami terima karena 'crew-reason'. Kami minta maaf,"kata Manajer Area Garuda Indonesia Wilayah Jember-Banyuwangi, Boedi Prihantoro, Sabtu 19 Juli 2014. Seharusnya pesawat itu terbang dengan rute dari Denpasar - Banyuwangi- Surabaya dan Jember.
Ary Suryanta, Vice President Domestic Region 3 Jawa, Bali, Nusa Tenggara mengakui, batalnya penerbangan itu karena pilot sedang sakit. Sementara kru kokpit pesawat itu sangat terbatas. "Kami mohon maaf, tidak ada pilot dan co-pilot pengganti untuk rute Surabaya - Jember,"katanya.
Selain mengembalikan uang pembelian tiket, pihak maskapai juga memberikan pilihan kepada penumpang yakni menyediakan transportasi darat ke Surabaya dengan biaya ditanggung Garuda, dan tiket akan diganti dengan penerbangan Minggu 20 Juli 2014.
Para calon penumpang pun kecewa. "Alasannya tidak jelas, katanya delay, setelah antre sampai dua jam baru dibilang batal," kata Hery Ali, seorang penumpang. "Bukan soal kompensasi tapi pada jadwal pertemuan yang harus saya datangi tepat waktu," ujar Purnomo, seorang staf Lembaga tinggi negara yang hendak ke Jakarta.
Garuda Indonesia kini melayani rute penerbangan Surabaya - Jember. Penerbangan perdana dilakukan pada Rabu 16 Juli 2014 lalu. Penerbangan itu menandai beroperasinya kembali Bandara Notohadinegoro Jember yang mangkrak sekitar delapan tahun. (Baca : Hari Ini Bandara Jember Kembali Beroperasi )
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini
6 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini
Sejumlah bandara di wilayah udara Sulawesi masih ditutup operasionalnya hari ini akibat sebaran abu vulkanik dari Gunung Ruang yang kembali erupsi. AirNav Indonesia mengumumkan setidaknya ada lima bandara di wilayah Sulawesi yang penutupan operasionalnya diperpanjang.