Pesan Chairul Tanjung untuk Pemerintah Baru  

Reporter

Minggu, 6 Juli 2014 04:54 WIB

Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung memberi salam kepada wartawan sebelum dilantik sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian baru oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, (19/5). TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengamanatkan pekerjaan rumah yang penting bagi presiden dan pemerintah yang baru seiring dengan segera bergantinya kepemimpinan nasional.

"Keberpihakan itu harus ada, jadi dana APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara)-nya harus digunakan lebih berpihak kepada kelompok yang miskin," kata CT, panggilan Chairul Tanjung, di kantornya, Jumat malam, 4 Juli 2014.

Menurut Chairul, proyeksi roda perekonomian mendatang mesti menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur pedesaan yang selama ini belum dinikmati secara merata oleh rakyat Indonesia. Dia mencontohkan perlunya membangun irigasi, bendungan, dan jalan-jalan desa. "Dengan begitu, akan ada keseimbangan," ujarnya.

Ia menyatakan terjadinya pertumbuhan yang positif bergantung pada kebijakan pemerintah mendatang dalam mengkonversikan APBN untuk pembangunan. "Kita akan kasih memorandum kepada mereka, saran bahwa ini sebaiknya begini dan begitu," katanya. (Baca:Iklim Berbisnis di Indonesia Tertinggal di ASEAN)

Pembagian kue pembangunan saat ini, ujar CT, dianggap tidak memihak si miskin, sebab banyak anggaran yang justru digunakan untuk membangun infrastruktur di perkotaan, seperti jalan tol yang lebih banyak dinikmati kalangan kaya. "Kalau yang kaya enggak usah diapa-apain, dia sudah bisa ngatur dirinya sendiri," ujarnya.

Sebagai gantinya, kata dia, pembangunan infrastruktur di wilayah kota bisa melibatkan pihak investor swasta, baik asing maupun lokal, hingga badan usaha milik negara (BUMN). "Jadi tidak perlu lagi infrastruktur seperti jalan tol masuk APBN," ujarnya.

Untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur, pemerintah perlu memberikan kemudahan seperti percepatan perizinan bagi dunia usaha. "Yang dia (investor) butuh kepastian seperti konsesi berapa tahun, return-nya sekian. Pemerintah tugasnya kasih kepastian itu," ujarnya. (Baca:Siapa pun Presidennya, Harga BBM Pasti Naik)

Terakhir, CT menegaskan, untuk menjalankan hal tersebut, pemerintah perlu ketegasan dengan menjalankan roda pembangunan sesuai dengan acuan undang-undang. "Tidak usah ikut-ikut untuk infrastruktur yang digunakan orang kaya. Biarkan mereka bergerak dan kita mendapatkan manfaatnya. APBN kan limited (terbatas). Ini hal-hal yang menjadi pegangan pemerintah mendatang."

JAYADI SUPRIADIN





Berita lainnya:
Lapor Penyebaran Tabloid, Polisi Depok:Itu Ngarang

Data dan Fakta Belanda Vs Kosta Rika

Hendropriyono: Otak Kampanye Hitam Sudah Diketahui






Berita terkait

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

6 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

11 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

14 hari lalu

Airlangga Nilai Putusan MK Beri Kepastian bagi Investor

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal dampak putusan MK yang menolak seluruh gugatan sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

19 hari lalu

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

20 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Tembus Rp16.100, Mirip dengan Kurs Krismon Mei 1998

Sejarah terulang lagi, nilai tukar rupiah melemah sampai ke titik di atas Rp16 ribu per dolar AS, sama seperti saat krisis moneter 1998.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

21 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

Jawaban Airlangga Soal Permintaan Dia Jadi Saksi di Sidang Sengketa Pilpres

38 hari lalu

Jawaban Airlangga Soal Permintaan Dia Jadi Saksi di Sidang Sengketa Pilpres

Majelis hakim MK menyatakan akan mempertimbangkan untuk menghadirkan menteri Jokowi ke sidang sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

28 Februari 2024

Sebut Ekonomi Indonesia Kokoh di Tengah Ketidakpastian Global, Jokowi: Alhamdulillah

Presiden Jokowi mengatakan bahwa perekonomian Indonesia cukup kokoh di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Daftar Bansos dan BLT yang Cair Maret 2024, Pencairan BLT Mitigasi Risiko Pangan Rp 600 Ribu Ditunda

24 Februari 2024

Terkini: Ini Daftar Bansos dan BLT yang Cair Maret 2024, Pencairan BLT Mitigasi Risiko Pangan Rp 600 Ribu Ditunda

Pemerintah bakal kembali menggelontorkan bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT) pada Maret 2024.

Baca Selengkapnya