Korban Penculikan Buat Surat Terbuka untuk Jokowi

Reporter

Jumat, 4 Juli 2014 17:43 WIB

Keluarga korban kasus penghilangan paksa di gedung DPR, Jakarta, Senin (28/9). DPR merekomendasikan Presiden segera membentuk Pengadilan HAM Adhoc untuk mengungkap tragedi penculikan dan pembunuhan sejumlah aktivis periode 1997-1998. TEMPO/Imam Sukam

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan aktivis 1998 yang juga menjadi korban penculikan pada Maret 1998 mengirimkan surat terbuka kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dalam surat tersebut, para aktivis itu mempercayakan penyelesaian kasus 13 aktivis yang hilang kepada Jokowi-JK.

“Kami menyematkan harapan di hati Anda berdua (Jokowi-JK) karena Anda berdua adalah jalan keluar dari penantian panjang penyelesaian masalah,” kata Raharja Waluya Jati, salah seorang mantan aktivis, saat membacakan surat terbuka di Hotel Cemara, Jakarta Pusat, Jumat, 4 Juli 2014.

Dalam surat tersebut para mantan aktivis itu menyebut Jokowi-JK telah menunjukkan bukti-bukti penyelesaian masalah pelik di Indonesia. Karena itu, mantan aktivis 1998 tersebut menyatakan dukungannya kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 itu. (Baca: Jokowi Diminta Ungkap Penculik Aktivis)

Surat tersebut menyertakan rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat pada 15 September 2009, yang meminta Presiden Indonesia untuk membentuk Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc. Juga merekomendasikan kepada Presiden Indonesia serta segenap institusi pemerintah serta pihak-pihak terkait untuk melakukan pencarian terhadap 13 aktivis, yang oleh Komnas HAM masih dinyatakan hilang.

Disebutkan pula bahwa DPR merekomendasikan kepada pemerintah untuk merehabilitasi dan memberikan kompensasi terhadap keluarga korban yang hilang. Termasuk rekomendasikan kepada pemerintah agar segera meratifikasi Konvensi Anti-Penghilangan Paksa sebagai bentuk komitmen dan dukungan untuk menghentikan praktek penghilangan paksa di Indonesia.

Selain Jati, mantan Ketua Partai Rakyat Demokratik, Faisol Riza, juga menandatangi surat terbuka tersebut. Dia juga menyatakan dukungan kepada pasangan Jokowi-JK, yang dipercayainya bisa menyelesaikan kasus penculikan yang terjadi 16 tahun lalu itu.

“Kami tak bisa mempercayakan penyelesaian kasus ini kepada salah satu aktor penculikan yang juga maju sebagai capres,” ujar Riza di tempat yang sama.

Kasus penculikan 21 aktivis pada 1998 itu hingga kini belum tuntas. Sembilan orang, termasuk Jati, Riza, Nezar Patria, Mugiyanto, dan Aan Rusdiyanto memang telah kembali. Tapi 13 orang lainnya termasuk Wiji Thukul, Herman Hendrawan, dan Suyat belum kembali hingga saat ini.



Ihwal keberadaan ke-13 orang tersebut pun masih buram. “Keluarga korban masih menanti, setidaknya kabar hidup atau mati dari para aktivis yang hilang itu,” ucap kata Riza.

AMRI MAHBUB

Terpopuler
Ahok Ditolak Masuk ke Masjid di Jakarta
Jokowi-JK Banjir Dukungan Lewat Lagu
Cerita Tiga Komedian Dukung Jokowi-JK Lewat Lagu

Berita terkait

IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace

7 Oktober 2023

IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace

IPW mendesak agar Kapolda Metro Jaya membebaskan 12 aktivis Greenpeace Indonesia yang ditangkap kemarin. Mereka ditangkap pasca demo di Bundaran HI.

Baca Selengkapnya

Kisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah

31 Juli 2023

Kisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah

Dedi Umar Hamdun adalah politikus yang juga merupakan aktivis dan menjadi korban penculikan era Orde Baru. Keluarganya terlunta-lunta.

Baca Selengkapnya

Top Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo

16 November 2022

Top Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo

Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Try Sutrisno, dan Hamzah Haz menghadiri jamuan makam malam KTT G20 di Kawasan GWK Bali

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Berdiskusi Tertutup dengan Jenggala Center, Lembaga Apa Itu?

18 September 2022

Anies Baswedan Berdiskusi Tertutup dengan Jenggala Center, Lembaga Apa Itu?

Anies Baswedan diskusi tertutup dengan Jenggala Center bahas keadilan sosial di ibu kota dan soal situasi Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Panglima TNI pada Periode Presiden Jokowi

4 November 2021

Mengenal Panglima TNI pada Periode Presiden Jokowi

Panglima TNI merupakan jabatan yang sangat tinggi di Tentara Nasional Indonesia karena menjadi pimpinan TNI selurunh angkatan militer.

Baca Selengkapnya

Penangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror

27 Juli 2021

Penangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror

Ketua YLBHI Asfinawati, mengkritik prosedur Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya dalam menangkap aktivis yang tergabung dalam Blok Politik Pelajar

Baca Selengkapnya

Seniman Ditangkap karena Sindir Ratu Malaysia dengan Gambar Playlist Spotify

24 April 2021

Seniman Ditangkap karena Sindir Ratu Malaysia dengan Gambar Playlist Spotify

Seniman Malaysia ditahan polisi karena dituduh menghina Ratu Malaysia dengan membuat gambar daftar putar Spotify yang menghina akun instagram ratu.

Baca Selengkapnya

53 Aktivis Hong Kong dan Tokoh Pro-Demokrasi Ditangkap karena Dituduh Subversif

7 Januari 2021

53 Aktivis Hong Kong dan Tokoh Pro-Demokrasi Ditangkap karena Dituduh Subversif

Polisi menangkap 53 orang aktivis Hong Kong selama penggerebekan pagi sebagai tindakan keras Cina menerapkan UU Keamanan Nasional Hong Kong.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

19 Oktober 2019

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Akhir Kabinet Jokowi-JK, Gojek dan Tokopedia Ucapkan Terimakasih

18 Oktober 2019

Akhir Kabinet Jokowi-JK, Gojek dan Tokopedia Ucapkan Terimakasih

Gojek dan Tokopedia mengaku disokong penuh oleh pemerintahan Jokowi-JK.

Baca Selengkapnya