Kebakaran Lahan, Sumsel Siagakan Heli Mi-8  

Reporter

Senin, 23 Juni 2014 17:10 WIB

Helikopter pemadam kebakaran menyemprotkan air pada titik api di Oak Creak Canyon di Sedona, Arizona, Amerika (22/5). (AP/Vyto Starinskas)

TEMPO.CO, Palembang - Sumatera Selatan mulai masuk musim kemarau. Titik api pun mulai bermunculan di beberapa tempat yang tersebar di 17 kabupaten dan kota. Mengantisipasi kebakaran yang bersifat masif, Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta UPTD kebakaran lahan dan hutan gencar melakukan patroli dan water booming dengan helikopter Mi-8.

"Kami tidak ingin seperti daerah lain, makanya kami mulai lakukan pemadaman," kata Yulizar Dinoto, Kepala BPBD Sumatera Selatan, Senin, 23 Juni 2014. (Baca: Satelit Pantau 250 Hotspot, Riau Kembali Terancam)

Menurutnya, pantauan satelit dan pantauan langsung melalui helikopter, pihaknya mendapati titik panas dan titik api mulai bermunculan di beberapa titik. Dia menyebutkan titik tersebut terdapat di kawasan hutan di Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, hingga ke arah perbatasan dengan Jambi.

Beberapa hari sebelumnya, BPBD Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan pengeboman air Selasa di kawasan Talang Lubuk (Kabupaten Banyuasin), Puntian (Banyuasin), Embacang (Ogan Ilir), dan Pelabuhan Dalam (Ogan Ilir). Kegiatan ini akan berlangsung hingga masuk musim hujan tiga bulan ke depan.

"Kita dapat bantuan heli dari BPBN hingga tiga bulan ini." (Baca: El Nino Memicu Kebakaran Lahan Gambut)

Hari ini, patroli dilanjutkan dengan menyisir wilayah lahan gambut di Banyuasin dan Ogan Ilir. Pengeboman air tersebut melibatkan enam pilot dan awak helikopter Mi-8 yang berkebangsaan Ukraina.

Pesawat yang disewa oleh BPBN itu sengaja diberikan kepada Sumatera Selatan untuk menjaga kawasan hutan, lahan, dan gambut bebas dari kebakaran.

Kepala Seksi Teknis Pengendalian Kebakaran Lahan dan Hutan (PKLH) Dinas Kehutanan Sumatera Selatan, Hassanudin, yang turut memantau pengeboman air dengan menggunakan helikopter Mi-8, menjelaskan patroli udara tersebut berupaya untuk menemukan lokasi kebakaran lahan dan hutan. Karena pihaknya mendapatkan laporan dari masyarakat tentang peningkatan jumlah titik panas.

"Selain dipantau lewat satelit, setiap harinya kami juga monitor lewat udara," kata Hassanudin.

PARLIZA HENDRAWAN

Berita lain:
Dirampok, Caddy Golf Melawan dengan Tendangan Maut
Rapor Merah DKI, Jokowi Diminta Mundur
Kejanggalan Pembunuhan di Rumah Tentara Bandung
Midnight Sale, Pengunjung Serbu Sepatu dan Tas
Ini Tip Midnight Sale dari Pengusaha Mal
Tip Hindari Kehabisan Tenaga Saat Midnight Sale
Harga Kopi Starbucks Naik Satu Dolar

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

5 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

13 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

38 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

42 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

43 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

43 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

43 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

44 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

48 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

55 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya