Dubes Rusdihardjo Harus Gugat Pers Malaysia

Reporter

Editor

Rabu, 23 Maret 2005 15:38 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Rusdihardjo, Duta Besar RI Malaysia, menegaskan dirinya sebagai sosok yang nasionalis. Penjelasan ini diberikannya kepada para anggota DPR RI Komisi I terkait ucapan permintaan maaf yang pernah diutarakan oleh Rusdihardjo kepada pers Malaysia. "Permintaan maaf bagian dari tugas-tugas Duta Besar untuk menghindari terjadinya konflik antar kedua negara. Saya tidak bela Malaysia untuk Ambalat, kalau Ambalat saya dukung harus dipertaruhkan sampai dengan titik darah penghabiskan,"kata Rusdihardjo dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (23/3).Rusdi menjelaskan dia menyatakan permintaan maaf atas aksi demonstrasi di Indonesia. Aksi demonstrasi di Indonesia diprotes oleh barisan nasional Pemuda Malaysia yang menyatakan mereka terluka hatinya karena pembakaran bendera dan kata-kata kasar dari para pendemo. Rusdihardjo menyesalkan, pers Malaysia yang memelintir ucapannya sehingga ditulis kalau dia menyatakan aksi demo adalah tindakan crazy. "Saya menggunakan pendekatan psikologis dalam menggunakan kata itu,"katanya. Dia menjelaskan, kepada pers Malaysia bahwa pada dasarnya manusia dilahirkan hitam putih, namun karena kesewenang-wenangan, ketidakadilan dan kekecewaan menyebabkan manusia menjadi hungry. Hungry, kata Rusdihardjo dapat menjadi angry, apabila hasrat yang ada tidak ditindaklanjuti. Kemudian, tuturnya angry dapat menjadi crazy. "Saya tidak mengerti bagaimana mengklarifikasi hal ini kepada pers Malaysia," ujarnya. Adapun anggota DPR masih mempertanyakan permintaan maaf Rusdihardjo yang dianggap tidak layak. Menurut Slamet Effendy Yusuf, anggota Fraksi Golkar, mengatakan Malaysia telah bertindak ekspansif, sehingga atas alasan apapun baik itu filosofis dan strategis tidak layak untuk meminta maaf. "Dubes seharusnya mencerminkan perasaan bangsanya,"katanya. Djoko Susilo, anggota Fraksi PAN, menyatakan Dubes harus menggugat pers Malaysia yang menggunakan kata indon untuk menyebut nama bangsa Indonesia. "Indon itu setara dengan kata negro untuk mencerminkan kelas III di Amerika Serikat, ini dapat dianggap menghina orang Indonesia sehingga Dubes perlu langkah konkret secara resmi mengajukan gugatan ke pers untuk meminta maaf," ujar Djoko. Rapat Dengar Pendapat antara Dubes dengan Komisi I selain dilakukan secara terbuka, diujung sidang, rapat dilakukan secara tertutup untuk membahas hal-hal yang dianggap penting namun apabila dilakukan secara terbuka akan merugikan kepentingan pemerintah. Dengar pendapat dengan Rusdihardjo, berkaitan dengan banyaknya desakan agar Duber RI untuk Malaysia itu ditarik ke Jakarta, karena dianggap tak becus berdiplomasi. Juga dengan adanya somasi pelajar dan mahasiswa Indonesia di Malaysia.Yuliawati

Berita terkait

Prabowo Bertemu Anwar Ibrahim, Topik Ini yang Dibahas

29 hari lalu

Prabowo Bertemu Anwar Ibrahim, Topik Ini yang Dibahas

Malaysia menjadi negara ketiga yang dikunjungi Presiden Terpilih Indonesia Prabowo Subianto setelah Cina dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Dukung Kemudahan Berbisnis Intra-ASEAN

7 September 2023

Mendag Zulkifli Hasan Dukung Kemudahan Berbisnis Intra-ASEAN

Pentingnya mempermudah segala aspek perdagangan intra-ASEAN, termasuk pengiriman barang dan proses keluar-masuk barang

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Dukung UKM Indonesia Tingkatkan Ekspor ke Malaysia

8 Juni 2023

Mendag Zulkifli Hasan Dukung UKM Indonesia Tingkatkan Ekspor ke Malaysia

Domart merupakan minimarket pertama yang 100 persen menjual produk Indonesia

Baca Selengkapnya

Mendag RI dan MITI Malaysia Bahas Perjanjian Perdagangan Perbatasan

8 Juni 2023

Mendag RI dan MITI Malaysia Bahas Perjanjian Perdagangan Perbatasan

Indonesia dan Malaysia memiliki kepentingan yang sama untuk melindungi rakyat dan petani kecil.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan: Perkuat Kerja Sama Dagang Indonesia-Malaysia

11 Mei 2023

Mendag Zulkifli Hasan: Perkuat Kerja Sama Dagang Indonesia-Malaysia

Kedua menteri menekankan pentingnya kedua negara untuk meningkatkan kerja sama perdagangan

Baca Selengkapnya

JIM Digelar, Sekjen Kemendagri Berharap Kerja Sama Survei Demarkasi Semakin Baik

19 Agustus 2022

JIM Digelar, Sekjen Kemendagri Berharap Kerja Sama Survei Demarkasi Semakin Baik

Kegiatan tersebut penting dilakukan secara berkesinambungan dan harus ditingkatkan kualitasnya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sambut Kedatangan Mahathir Mohamad di Bandara Halim

28 Juni 2018

Jokowi Sambut Kedatangan Mahathir Mohamad di Bandara Halim

Mahathir Mohamad datang untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Jokowi setelah menjadi Perdana Menteri Malaysia untuk kedua kalinya.

Baca Selengkapnya

Dua Anggota TNI yang Ditangkap di Malaysia Masih Ditahan

26 Maret 2018

Dua Anggota TNI yang Ditangkap di Malaysia Masih Ditahan

Dua prajurit TNI yang ditangkap kepolisian Diraja Malaysia di daerah Lundu, sampai kini masih ditahan. TNI telah melaporkan kejadian ini ke Kemenlu.

Baca Selengkapnya

Hendak Tanding Sepak Bola, 28 WNI Malah Dideportasi dari Malaysia

26 Maret 2018

Hendak Tanding Sepak Bola, 28 WNI Malah Dideportasi dari Malaysia

Sebanyak 28 WNI yang akan bertanding sepak bola dan bola voli di Malaysia, justru ditahan dan akan didepotasi karena tak membawa dokumen keimigrasian.

Baca Selengkapnya

Festival Lintas Perbatasan Indonesia-Malaysia Digelar Agustus

8 Maret 2018

Festival Lintas Perbatasan Indonesia-Malaysia Digelar Agustus

Dia ingin acara ini membuat wisatawan tidak hanya berkunjung saat festival digelar.

Baca Selengkapnya