Menko Perekonomian Hatta Rajasa melambaikan tangan dari mobilnya di Kemenko, Jakarta, Selasa (13/5). ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden dari koalisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Hatta Rajasa mengatakan pelaku teror bom ke Rumah Polonia (di Jalan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur) merupakan orang iseng. Hal itu dia sampaikan di acara deklarasi dukungan alumnus Institut Teknologi Bandung.
Menurut dia, setiap hari di Rumah Polonia ada deklarasi dukungan pada pasangan Prabowo-Hatta. Oleh sebab itu, wajar jika ada yang ingin mengganggu. "Dari pagi sampai malam ada deklarasi," ujarnya, Ahad, 8 Juni 2014.
Rumah Polonia itu pernah ditinggali Presiden Soekarno. Di rumah inilah Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mendeklarasikan diri sebagai calon presiden dan wakil presiden pada pemilu presiden, 9 Juli mendatang.
Sabtu, 6 Juni 2014, direktur komunikasi dan media tim sukses Prabowo-Hatta Budi Purnomo Karjodihardjo menerima pesan pendek ancaman bom sebanyak empat kali. SMS itu berasal dari nomor 087876018197. Sandek itu berbunyi ,"Akan ada ledakan di Polonia, lebih baik acara Prabowo dibubarkan agar tidak ada korban."
Hatta menegaskan teror tersebut sudah dilaporkan ke polisi. "Biar polisi yang menangani," ujarnya di Anjungan Sumatera Selatan, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.
Selain itu, Hatta juga menampik spekulasi bahwa pelaku teror tersebut adalah pihak Joko Widodo dan Jusuf Kalla. "Saya tidak ingin menuduh ke kanan dan ke kiri," ujar mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu. (Baca juga: Istri Gus Dur Restui Hatta Rajasa Maju Pilpres)
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
19 Februari 2024
Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?
Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.