Karya S. Prinka Punya Perspektif Khas

Reporter

Editor

Rabu, 16 Maret 2005 03:31 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: James Supangkat menilai almarhum S. Prinka yang pernah menangani perwajahan majalah Tempo memiliki perspektif khas dari karya-karyanya. "Bukan hanya karya seni, tetapi karya yang provokatif," kata James saat acara pembukaan pameran beratujuk Gambar S. Prinka dan Desain Tempo di Galeri Lontar, Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (15/3) malam. Pameran yang berlangsungdari 15-30 Maret itu juga diadakan untuk memperingati ulang tahun Tempo ke-34. James Supangkat yang bersama Prinka, dikenal sebagai tokoh Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia, mengakui beberapa seniman masih menyisakan satu mimpi yang belum terwujud. "Ada rencana kami menerbitkan sebuah book art," ujarnya. Book art bukanlah buku tentang seni, tetapi buku yang isinya teks dan gambar yang nantinya pembaca akan melihat sisi sebagai pameran lukisan. Book art merupakan kecabangan seni kontemporer seperti halnya video art dan seni instalasi. Menurut Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, Toriq Hadad, pameran ini sengaja diadakan untuk mengenang Prinka yang wafat 22 Desember 2004. "Beliau identik dengan perwajahan majalah Tempo," ujarnya. Dijelaskan Toriq, melalui pameran ini pihaknya ingin menegaskan komitmen untuk terus menyegarkan dan memperbaiki perwajahan majalah Tempo. Pemimpin Redaksi Tempo, Bambang Harymurti mengakui Prinka telah memberikan sumbangan yang luar biasa besar bagi besarnya nama Tempo. "Dengan menghasilkan karya yang berstandar internasional dalam hal desain dan ilustrasi," ujarnya. Menurutnya, jika ada penilaian bagian mana dari Tempo yang sudah berstandar internasional, "jawabannya adalah ilustrasi dan desain yang diwariskan almarhum."Prinka, kata Bambang, adalah sosok seniman dan profesional yang patut menjadi teladan bagi insan seni. "Karena dia, saya jadi berubah pandangan. Jika dibilang seorang seniman bisa berkarya hanya dalam kondisi tertekan, maka tidak pada Prinka yang selalu penuh humor tapi karya-karyanya tetap sempurna," katanya. Peran Prinka juga diakui Fikri Jufri, salah seorang pendiri Tempo. Menurutnya, Prinka mampu mengubah pewajahan Tempo menjadi lebih menarik dan representatif meskipun almarhumbukanlah generasi awal Tempo. Prinka memang baru bergabung dengan Tempo pada 1977. "Prinka orangnya hangat dan berdedikasi, bahkan dalam kondisi sakitpun ia tetap berkarya sampai selesai," kata Fikri. Malela Mahargasarie, kurator pameran ini, menjelaskan setelah ini, Yayasan 21 Juni 94 dan Tempo akan mengadakan sebuah sayembara bertajuk 'Prinka Award?. Penghargaan ini ditujukan untuk mereka yang dianggap berhasil mempopulerkan seni grafis atau tata muka media. "Tentunya mereka yang mampu memberi warna baru bagi penerbitannya," kata Malela. Sayembara ini, ungkap Malela, dibuka untuk kategori umum dan mahasiswa. Untuk umum, minimal sudah ada tiga kali terbitan, sedangkan kategori mahasiswa penilaiannya dari segi rancangan dan lay out. Karya-karya yang masuk akan dikumpulkan selama satu tahun sampai 6 Maret 2006, bertepatan ulang tahun Tempo yang ke-35. "Pemenangnya akan diumumkan dan diberi penghargaan pada ulang tahun tempo ke 35," kata Malela. Agus Suprianto-Tempo

Berita terkait

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

2 Maret 2024

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI

Baca Selengkapnya