Walikota Mojokerto Wajibkan Pegawai Pakai Batik Daerahnya

Reporter

Jumat, 9 Mei 2014 17:32 WIB

TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Mojokerto - Pegawai negeri yang bekerja di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto, Jawa Timur, diwajibkan mengenakan pakaian batik produksi setempat, dan dilarang menggunakan batik dari daerah lain.

Kewajiban itu dituangkan dalam Peraturan Walikota Mojokerto Nomor 16 Tahun 2014, yang secara efektif mulai diberlakukan Juli mendatang. Penggunaan batik khas lokal Mojokerto itu, terutama pada hari Rabu, Kamis, dan Jumat. Hari-hari lainnya mengenakan seragam pegawai negeri.

“Kita harus bangga dengan karya kita sendiri, yang menjadi identitas budaya kita,” kata Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus, Jum’at, 9 Mei 2014.

Mas’ud menegaskan, pegawai negeri yang tidak mentaati peraturan itu dikategorikan melakukan tindakan yang indisipliner .Namun Mas’ud tidak menjelaskan sanksi bagi mereka yang yang melanggar peraturannya.

Walikota yang sehari-hari dikenal sebagai kiai itu menyerahkan kewenangan kepada masing-masing satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) untuk memilih motif batik yang akan digunakan pegawai di SKPDnya. “Motif yang mana yang akan digunakan, terserah kepada masing-masing SKPD. Tapi harus buatan pengrajin batik di Mojokerto,” ujar Mas’ud.

Selain membangkitkan kebanggaan terhadap batik karya daerah sendiri, menurut Mas’ud, peraturan yang dikeluarkannya juga bermaksud mendukung perekonomian para pengrajin batik lokal Mojokerto.

Menanggapi peraturan walikota itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Mojokerto, Abdullah Fanani, mengingatkan agar pembelian baju batik lokal untuk pakaian seragam pegawai negeri itu harus diatur secara merata, agar seluruh pengrajin batik di Mojokerto mendapatkan hak dan kesempatan yang sama.

“Jangan sampai dimonopoli pengrajin tertentu, dan tidak ada permainan harga untuk keuntungan pribadi pejabat,” ujar Abdullah Fanani, anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa itu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, di Kota Mojokerto setidaknya ada tujuh motif batik lokal yang sudah dipatenkan. Di antaranya mrico bolong, gedeg rubuh, gringsing, surya Mojopahit, dan koro renteng.

ISHOMUDDIN

Berita lain:
Hamas Eksekusi Mati Dua Kolaborator Israel
Boko Haram Membunuh 300 Warga Nigeria
Putin Setuju Referendum di Ukraina Ditunda

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

10 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

12 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

15 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

40 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

42 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

59 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya