TEMPO Interaktif, Manado: Dua hari setelah kenaikan harga BBM, sopir angkutan umum terus melakukan aksi mogok. Rabu (2/3) ini, aksi terjadi di Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, Kecamatan Tondano, Kabupaten Minahasa, dan di Kota Tomohon. Aksi para sopir ini dipicu belum adanya penetapan tarif seiring dengan naiknya harga BBM.Akibat aksi tersebut para penumpang terlantar sejak pagi. Aksi yang dilakukan sopir angkutan dengan trayek dari Terminal Paal Dua Manado ke Airmadidi menyebabkan penumpang jurusan Airmadidi di Terminal Paal Dua tidak mendapat kendaraan sejak jam 09.00 Wita. Para sopir ini menuntut dinaikkannya tarif dari Rp. 2000 menjadi Rp. 2800. Aksi yang mereka lakukan juga mengganggu lalu-lintas Manado-Bitung karena para sopir ini memarkir kendaraan seenaknya.Meskipun belum ada ketentuan tetap soal tarif ini namun para sopir mulai menaikkan secara sepihak. Untuk angkutan dari Manado ke Tondano para sopir menarik ongkos dari penumpang Rp 4000, yang berarti bertambah Rp. 500 dari tarif sebelumnya. Demikian juga dari Terminal Paal Dua ke Kilu Kecamatan Mapanget dari Rp. 1250 menjadi Rp. 1500. Di Kota Manado sendiri telah disepakati penentuan tarif dalam kota. Aksi para sopir yang digelar kemarin langsung direspons pemerintah kota dan DPRD Kota Manado. Ketetapan tarif pun langsung dituangkan dalam SK. Walikota No. 31/2005 sebesar Rp. 1200 untuk angkutan dalam kota. Namun, keputusan ini baru mengakomodir angkutan dengan trayek jarak pendek, sementara dari Terminal Paal Dua ke jurusan Mapanget misalnya, belum ada ketetapan. "Hari Jumat baru ada penetapan semua tarif dalam kota," kata Obet, sopir oplet jurusan Paal Dua-Karombasan, menirukan janji Wali Kota Manado, Wempie Frederik.Ahmad Alheid-Tempo