TEMPO Interaktif, Singaraja: Para sopir angkutan umum di Singaraja, Bali, melakukan aksi unjuk rasa terkait kenaikan harga BBM, Rabu (2/3). Mereka mendesak Pemerintah Kabupaten Buleleng segera mengeluarkan aturan kenaikan tarif angkutan. Sebab kenaikan BBM jika tidak diimbangi dengan kenaikan tarif, penghasilan mereka akan semakin menurun.Aksi unjuk rasa dilakukan di dua tempat berbeda olehkelompok sopir yang berbeda pula. Aksi pertama terjadisekitar pukul 09.00 Wita. Para sopir angkutan kotaSingaraja datang ke Dinas Perhubungan Buleleng. "Kamidatang ke seni untuk menyampaaikan tuntutan kenaikantarif angkutan dalam kota," ujar Made Adnyana, salahseorang dari mereka.Sebelum pemerintah menaikkan harga BBM per 1 Maretlalu, angkutan dalam kota Singaraja Rp 1.500 perorang. Kini mereka menuntut agar dinaikkan menjadi Rp2.000 per orang. Khusus untuk pelajar, mereka bersediamemberi diskon 50% atau cukup membayar Rp 1.000 saja.Setelah para sopir angkutan kota menyampaikanaspirasinya di Kantor Perhubungan, selang 30 menitkemudian terjadi aksi serupa di batas timur KotaSingaraja. Mereka tertahan di sana karena sengajadiblokir polisi untuk tidak meneruskan aksinya kedalam kota. Mereka akhirnya diarahkan masuk ke KantorCamat Sawan.Untungnya para sopir yang berjumlah sekitar 50 orangitu mau mematuhi perintah polisi. Camat Sawan GedeWitama kemudian menelepon Kepala Dinas PerhubunganBuleleng Ketut Bagiada agar bersedia menerimapengunjuk rasa di Kantor Camat Sawan.Setelah tiba di Kantor Camat Sawan, Kadis Perhubungansegera membuka dialog. Ketut Bagiada menandaskan,pihaknya dapat memahami apa yang menjadi tunututanpara sopir. "Namun kami tidak bisa memberi jawabanhari ini. Sebab masalah ini baru akan kami bahas hariKamis besok," katanya.Menurut Ketut Bagiada, pada hari Kamis (3/3), pihaknyaberencana melakukan rapat khusus kenaikan tarifangkutan umum sehubungan dengan kenaikan harga BBM.Untuk itu pihaknya mengaku telah melayangkan surat keberbagai lembaga terkait untuk membahas kenaikan tarifangkutan umum di Buleleng. Pihak-pihak yang akandiajak bicara adalah Organda, DPRD Buleleng, JasaRaharja, serta perwakilan para sopir. Terkait dengan aksi unjuk rasa tersebut, KadisPerhubungan mengaku tidak terkejut. Hal itu dianggapsebagai sesuatu yang wajar. Bagiada malah berterimakasih karena aksi para sopir melakukan aksi unjuk rasasecara damai. "Kedua aksi yang dilakukan dua kelompokitu sangat simpatik. Mereka tak membuat kemacetanapalagi bakar-bakaran," ucapnya. Made Mustika-Tempo