Matt Christopher (tengah), asal Australia, penumpang pesawat Virgin Blue Australia yang mencoba memasuki kokpit pesawat, ditangkap oleh sejumlah anggota militer di Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Jumat (25/4). Pria asal Australia, Matt Cristopher, yang melakukan "pembajakan" pesawat Virgin Australia jalur Brisbane-Denpasar saat ini masih diperiksa di Base Ops Bandara Ngurah Rai. Agung Parameswara/Getty Images
TEMPO.CO, Jakarta - Aparat keamanan menyita barang pribadi milik Matt Christopher, pelaku "pembajakan" pesawat Virgin Australia yang mendarat di Bandara Ngurah Rai pada Jumat, 25 April 2014. "Ada obat-obatan yang disita. Namun belum dapat dipastikan jenis obatnya," kata Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Ngurah Rai Kolonel (Pnb) Sugiharto. (Baca: 'Pembajak' Pesawat Virgin Kemungkinan Paranoid)
Menurut dia, barang pribadi yang disita tidak ada yang mencurigakan. Pihak bandara telah berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal Australia di Bali. Koordinasi dilakukan karena Virgin Australia adalah pesawat dengan bendera asing dan Matt Christopher berasal dari Australia. Jadi, kata Sugiharto, dibutuhkan penanganan khusus.
TNI AU, kata Sugiharto, menyerahkan sepenuhnya penyelidikian kasus ini ke kepolisian. Pihaknya hanya menyusun laporan untuk diserahkan ke Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Untuk penetapan pelanggaran dalam penerbangan pesawat dari Brisbane, Australia, kata dia, akan ditetapkan pihak PPNS. (Baca: Pilot Virgin Kelamaan Nyalakan Sinyal Pembajakan)
Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I Farid Indra mengatakan kejadian yang terjadi di Virgin Australia yang mengangkut 137 penumpang dan enam awak disebut sebagai pembajakan karena kepanikan pilot. (Baca: Insiden Virgin Sebabkan Delay di Beberapa Kota)
Padahal, kata dia, kejadiannya bermula dari penumpang mabuk yang menggedor pintu kokpit pesawat. “Kapten langsung melapor ke menara pengawas, bahkan bandara sempat disiapkan untuk kondisi pembajakan,” kata Farid.