Pesawat Virgin Australia Boeing 737-800 tujuan Brisbane, Australia menuju Bali mengirimkan sinyal pembajakan kepada ATC Bandara Ngurah Rai (25/4). Setelah dikonfirmasi ternyata yang terjadi hanya penumpang yang memaksa masuk kokpit pilot dalam kondisi mabuk. Wikipedia.org
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Airport Operation and Services Lion Air Daniel Putut Kuncoro Adi mengatakan maskapainya mengalihkan penerbangan ke Surabaya karena Bandara Ngurah Rai ditutup. “Karena 'pembajakan', bandara ditutup, penerbangan Lion di-divert ke Surabaya,” katanya saat dihubungi, Jumat, 25 April 2014. (Baca: Pesawat 'Dibajak', Virgin Australia: Hanya Salah Paham)
Sedangkan Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I Farid Indra menyebut tidak ada pengalihan pernerbangan akibat isu "pembajakan" tersebut. “Tidak ada yang dialihkan, normal saja,” katanya. (Baca: Virgin Dibajak, Otoritas Bandara Koordinasi)
Sebelumnya, Direktur Utama Angkasa Pura I Tommy Soetomo mengatakan pesawat Virgin Australia bukan dibajak oleh teroris. "Itu bukan pembajakan," kata Tommy kepada Tempo. Menurut dia, di dalam pesawat ada penumpang yang sedang mabuk dan mencoba masuk ke dalam kokpit pesawat. "Orang mabuk itu sudah ditangkap polisi," ujarnya.
Pesawat ini diduga dibajak karena saat mendarat komunikasinya terputus. Virgin Australia lepas landas dari Brisbane, Australia, menuju Bali. Pesawat itu masih berada di runway selatan Bandara Ngurah Rai, Bali. Di dalam pesawat tersebut terdapat 139 penumpang dan enam awak.
Belakangan diketahui, penumpang mabuk tersebut bernama Matt Christopher, warga negara Australia berusia 28 tahun.