TEMPO Interaktif, Solo: Demonstrasi penolakan kenaikan BBM masih terjadi di Solo meski pemerintah telah mengumumkan harga baru komoditas ini. Selasa (1/3) puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Kebangsaan Pemuda Indonesia (FKPI) melakukan unjuk rasa dan long march memprotes kebijakan pemerintahan SBY. FKPI yang merupakan aliansi GMNI, PMMI dan PMKRI menilai kenaikan BBM merupakan bagian dari campur tangan kepentingan asing. Mereka mendatangi RRI Solo agar tuntutan mereka disiarkan secara langsung melalui corong radio. Aksi protes yang berlangsung di Bundaran Gladak Solo ini tidak banyak mendapat perhatian dari masyarakat. Meski demikian mereka terus melakukan orasi, diantaranya adalah mengecam SBY karena telah membohongi rakyatnya yang memberikan kepercayaankepadanya. "Arah yang ingin dicapai pemerintahan SBYini tidak jelas mau kemana, keputusannya menaikkanharga BBM dengan alasan pemerintah menyediakan danakompensasi di sektor pendidikan dan kesehatanmerupakan suatu kebohongan," ujar salah seorangorator.Puas menggelar orasi, dipimpin oleh korlap aksiBambang Christanto, massa bergerak melakukan longmarch menuju ke gedung RRI Solo yang berjarak sekitarenam kilometer dari tempat mereka menggelardemonstrasi. Mereka bermaksud agar pernyataan sikapFKPI yang menolak kenaikan BBM tersebut disiarkansecara langsung. Diwakili oleh asisten ManajerReportase RRI Solo, Herman Adi Rachman, pihak RRIkeberatan dengan tuntutan mahasiswa tersebut. "Kalausiaran langsung kami tidak bisa," kata dia. Mahasiswapun setuju pembacaan pernyataan sikap yang diantaranyaberisikan ajakan untuk melakukan evaluasi danpenilaian kinerja SBY dilakukan secara off air. Sementara itu sehari setelah pengumuman kenaikan BBM,tarif angkutan langsung mengalami kenaikan. Paraoperator transportasi, khususnya bus pedesaan danangkutan dalam kota berinisiatif sendiri"menyesuaikan" tarifnya. Mereka sudah tidak sabarmenunggu keputusan Gubernur Jawa Tengah dengan alasantidak mau tombok menanggung biaya operasionalkendaraannya. "Kalau tidak naik bagaimana kami bisasetoran," kata seorang pengemudi bus di TerminalTirtonadi Solo.Kenaikan tarif bervariasi tergantung tarif yang selamaini berlaku. Mereka pada umumnya membulatkan ke atastarif pecahan yang selama ini diberlakukan. Seorangpenumpang angkutan dalam kota mengatakan hari ini diatidak mendapat kembalian meski tarif resmi angkutankota Rp 1.100. "Kata kenek angkutan, sekali jalanongkosnya Rp 1.500," kata Sumarno. Imron Rosyid-Tempo