TEMPO Interaktif, Kendari: DPRD Sulawesi Tenggara menolak keputusan pemerintah pusat yang menaikkan harga BBM. Sikap penolakan itu mereka sampaikan dalam dialog dengan sekitar 200 mahasiswa yang berunjuk rasa du gedung wakil rakyat menentang kenaikan harga BBM. "Dengan ini saya nyatakan bahwa DPRD Sulawesi Tenggara menolak keputusan pemerintah pusat yang menaikkan harga BBM," kata Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tenggara, Nur Alam di Kendari, Selasa (1/3).Pernyataan Nur Alam itu dikeluarkan setelah mendapat desakan dari ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Komite Penolakan Kenaikan Harga (KPKH) BBM yang dalam dua hari terakhir terus melakukan unjuk rasa menentang keputusan pemerintah SBY-Kalla tersebut.Menurut Nur Alam, sikap penolakan pihaknya itu juga dikarenakan dampak dari kenaikan harga BBM itu akan makin menyengsarakan masyarakat khususnya yang berada di Sulawesi Tenggara.Selain itu, wakil rakyat asal Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan bahwa dampak keputusan menaikkan harga BBM juga semakin memicu meningkatnya eskalasi dan gesekan di masyarakat yang dikhawatirkan akan mempengaruhi jalannya pemerintahan dan pembangunan di Sulawesi Tenggara. Untuk itu, kata Nur Alam, tidak ada cara lain selain pemerintah pusat harus meninjau kembali keputusannya menaikkan harga BBM.Mendengar jawaban Nur Alam itu, ratusan massa yang merupakan gabungan delapan organisasi intra dan ekstra kampus langsung bersorak sorai menyambutnya. "Ini baru wakil rakyat. Jangan takut dengan eksekutif, kami ada di belakang bapak-bapak anggota dewan," kata Andre Darmawan salah seorang pimpinan aksi mahasiswa.Sebelumnya, sempat terjadi ketegangan ketika mahasiswa yang sudah dua hari bermalam di pelataran gedung Dewan hendak memaksa masuk ke ruang rapat para wakil rakyat. Pasalnya, dari 45 anggota DPRD Sulawesi Tenggara tak satupun yang bersedia menemui mereka.Ketegangan sempat mencair ketika lima orang anggota dewan dipimpin Hasid Pedansa, wakil rakyat dari PDIP menemui para pengunjuk rasa dan membacakan pernyataan pendapat mereka. Sayangnya, isi pernyataan dewan itu tak memuaskan mahasiswa karena tak ada kalimat tegas soal sikap dewan terkait kenaikan harga BBM. Setelah berdebat akhirnya Dewan mengambil sikap menolak kenaikan BBM.Dedy Kurniawan-Tempo