Kemendikbud: Rapor Merah untuk TK JIS

Reporter

Jumat, 18 April 2014 21:23 WIB

Siswa melintasi pintu masuk di sekolah Jakarta International School (JIS), Jakarta, Selasa (15/4). Dua tersangka pelecehan seksual terhadap AK (6), siswa TK Jakarta International School, telah mengakui perbuatannya. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Usia Dini Non Formal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Lydia Freyani Hawadi mengatakan sejak dimonitoring evaluasi pada Januari 2014 hingga saat ini, Taman Kanak-Kanak Jakarta International School (TK JIS) tidak bisa melengkapi data yang diminta pemerintah. (Baca: Sekolah dengan Keamanan Ketat Dibobol Pedofil)


Menurut dia, walaupun nanti ada TK JIS ditutup sementara, bukan berarti komunikasi dengan JIS terhenti. "Kami tetap berkomnikasi untuk mengawal kelengkapan data," kata Lydia kepada Tempo, saat ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat, 18 April 2014.


Senin 21 April, pihaknya akan berkunjung ke JIS untuk menagih data yang perlu mereka lengkapi. Pemerintah akan terus mengawal terus agar penutupan TK JIS tidak lama. Menurut Lydia, saat ini merupakan momentum yang tepat bagi pengelola JIS untuk melengkapi berkasnya. "Pemerintah merasa pengelola JIS tidak koperatif," kata dia. (Baca: Tak Berizin, Kemendikbud Ancam Tutup JIS)


Menurut dia, saat pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan datang untuk menindaklanjuti masalah kurikulum, mereka kerap kali menghindar. "Alasannya tutup, lagi meeting, atau katanya nanti saja datangnya. Akhirnya tidak jadi datang. Banyak hal yang buat kami kecewa. Ibaratnya rapor merah buat TK JIS dari Kemdikbud," kata Lydia.


Kementerian Pendidikan akan segera menyiapkan Surat Keputusan penutupan sementara Taman Kanak-Kanak Jakarta International School. Sekolah itu tidak melengkapi instrumen yang menjadi ketentuan pemerintah. "Ahad kami akan siapkan SK Menteri Pendidikan untuk penutupan sementara TK JIS (Jakarta International School). Mereka sulit sekali melengkapi data yang kami minta," kata Lydia. (baca: Kasus Pelecehan di JIS, Kaligis: Sekolah Terlambat )

Lydia menuturkan perizinan untuk setiap sekolah merupakan keharusan. Maka sanksi yang dikenakan yakni dengan menutup sekolah. Jika ternyata setelah ditutup JIS mampu melengkapi data-data yang diminta pemerintah, menurut dia, maka sekolah yang berlokasi di Jakarta Selatan itu bisa kembali dibuka. (Baca:Tak Ada CCTV di TKP Pelecehan Siswa TK )

Data yang sulit dilengkapi oleh pihak JIS yakni data nama pendidik, latar belakang pendidikan, mereka mempunyai Kartu Izin Tinggal Terbatas atau tidak, dan bagaimana orangnya. Dari segi latar belakang pendidikan untuk guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), menurut Lydia, pemerintah menetapkan bahwa pendidik harus lulusan S1 atau D4 serta psikolog. Namun faktanya di JIS tidak demikian. (Baca: Soal JIS, Polisi: Penjagaan Ketat Tak Berarti Aman)


Advertising
Advertising

Sebelumnya, seorang siswa taman kanak-kanak di Jakarta International School menjadi korban pelecehan seksual di toilet sekolah. Polisi sudah menetapkan tiga tersangka dalam kasus tersebut. Polisi juga masih menyelidiki kemungkinan adanya korban lain yang bisa menyeret tersangka baru. (Baca: Orang Tua Korban Pencabulan Tuntut TK JIS)


APRILIANI GITA FITRIA




Topik terhangat:
Pelecehan Siswa JIS | Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | Prabowo

Berita terpopuler:
Ini Alasan Mahasiswa ITB Tolak Jokowi Masuk Kampus
Anas Siapkan Laporan Kampanye Fiktif SBY
Rahasia Madrid Kalahkan Barcelona

Berita terkait

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

40 hari lalu

10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi

Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

42 hari lalu

Tanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya

Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

44 hari lalu

Mantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set

Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

45 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

47 hari lalu

Kilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual

KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

59 hari lalu

Dugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi

Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

1 Maret 2024

Dugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti

Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan

Baca Selengkapnya

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

29 Februari 2024

Datangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual

Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

29 Februari 2024

Rektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik

Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.

Baca Selengkapnya

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

27 Februari 2024

Yayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan

Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual

Baca Selengkapnya