TEMPO Interaktif, Mataram: Sekitar 50 anggota Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia Nusa Tenggara Barat (KAMMI NTB) berkeliling kota dengan berjalan kaki melakukan aksi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Senin (28/2) siang. Dari pintu utara kampus Universitas Mataram, mereka menuju perempatan Bank Indonesia di jalur utama kota Mataram. Setelah itu, mereka mendatangi Stasiun Radio Republik Indonesia Mataram. Di sana, melalui acara Lintas Terkini, pukul 11.30 Wit, pernyataan sikap penolakan kenaikan BBM tersebut dibacakan Ketua KAMMI NTB Nurhuda dan Kordinator Lapangan Dedi Sofyan. KAMMI NTB dengan tegas menolak kenaikan harga BBM. "Hendaknya Susilo Bambang Yudhoyono tidak merealisasikan niatnya yang tidak bijak," ujarnya.Lima item pernyataan sikap mereka adalah menuntut pemerintah tidak menaikkan harga BBM, memberantas koruptor yang merugikan negara, mengganti tim ekonomi pemerintah, mengubah kebijakan ekonomi pemerintah menjadi ekonomi yang berbasis kerakyatan, dan subsidi tepatsasaran.Kenaikan harga BBM karena alasan harga di dalam negeri Rp1.800 sedangkan di luar negeri Rp 3.200 per liter, tidak logis. Sebab, wajar harga BBM di luar negeri tinggi karena pendapatan per kapita penduduknya tinggi. Sedangkan di Indonesia, pendapatan per kapitapenduduknya rendah.Menurut mereka, harga BBM belum naik tetapi masyarakat telah menjadiresah. Sebab kawatir dampaknya terhadap harga sembako. Kenaikan hargaBBM dinyatakan oleh KAMMI NTB akan tambah menyengsarakan rakyat.Supriyantho Khafid-Tempo