Berkas Kasus Kebakaran Hutan Riau Amburadul  

Reporter

Editor

Harun Mahbub

Rabu, 16 April 2014 06:09 WIB

Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan melakukan aksi Kamisan di tengah kabut asap yang menyelimuti kota di depan kantor Gubernur, Jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau (13/3). Selain menuntut penuntasan kasus-kasus HAM, jaringan solidaritas korban untuk keadilan juga meminta kepada Pemerintah agar secepatnya menyelesaikan permasalahan kabut asap kebakaran lahan dan hutan di Riau. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Pekanbaru - Kejaksaan Tinggi Riau menyatakan berkas perkara pelaku pembakaran hutan Riau dari kepolisian kacau. Banyak berkas perkara dinyatakan tidak lengkap sebagai syarat untuk diajukan ke persidangan.

"Berkasnya banyak amburadul," kata Kepala Seksi Oharda Asisten Tindak Pidana Umum Kejati Riau Satrya Ika Putra kepada wartawan dalam diskusi lingkungan hidup yang digelar Society of Indonesian Environmental Journalist, Selasa, 15 April 2014, di Pekanbaru.

Menurut Satrya, hingga kini kejaksaan sudah menerima pelimpahan 34 kasus kebakaran hutan dan lahan di Riau serta 21 kasus perambahan liar. Namun belum semua berkas dinyatakan lengkap atau P-21 karena kekurangan alat bukti. "Banyak berkas yang tidak lengkap," katanya.

Satrya mengatakan banyak kekacauan berkas perkara tersangka pembakaran hutan diakibatkan lemahnya alat bukti dan saksi yang dapat menjerat pelaku. Sebab, Satgas Pemburu Pembakar Hutan hanya bisa menangkap siapa saja yang berada di lokasi kebakaran dengan barang bukti yang lemah dan tanpa memiliki saksi. (Baca: Aparat yang Lalai Atasi Kebakaran Lahan Akan Dicopot)

Namun pada akhirnya pihak kepolisian juga mengalami kesulitan melakukan pemberkasan tersangka yang ditangkap oleh Satgas Pemburu. "Satgas ini main tangkap saja. Orang yang ada di lokasi kebakaran ditangkap dan diserahkan ke polisi. Sementara saksi tidak ada, begitu juga alat bukti tidak kuat. Polisi sebenarnya juga kelimpungan," ujarnya.

Akibatnya, berkas perkara yang dilimpahkan kepolisian ke kejaksaan selalu mental. Kejaksaan juga kesulitan meneruskan perkara tersebut ke pengadilan. Kendala lain yakni penegak hukum sangat tergantung pada tim ahli lingkungan dalam pembuktian unsur kesalahan, sehingga penanganan perkara membutuhkan biaya besar. (Baca : Biaya Atasi Asap di Riau Capai Rp 164 Miliar)

Pihak kejaksaan hanya meneruskan perkara jika saksi dan barang bukti cukup kuat untuk menjerat pelaku. Berkas perkara yang tidak lengkap dianggap percuma jika diajukan ke persidangan, sehingga besar kemungkinan tersangka bakal divonis bebas karena tidak terbukti. "Jika divonis bebas, justru ini menjadi bumerang bagi jaksa," tuturnya.

Sebelumnya, Kepolisian Daerah Riau menetapkan 116 tersangka pelaku pembakar lahan serta satu tersangka korporasi, yakni PT Nasional Sago Prima di Kabupaten Kepulauan Meranti. Polisi mengaku sebagian berkas perkara sudah dilimpahkan ke kejaksaan dan siap diajukan ke persidangan.

RIYAN NOFITRA

Berita Terpopuler

MH370 Dibajak, Ini Penjelasan Jurnalis Afganistan
Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot
Menit-menit Kemenangan Timnas U-19 atas UEA









Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya