TEMPO Interaktif, Jakarta:Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama Hasyim Muzadi menegaskan pihaknya tidak setuju dan menolak rencana serangan Amerika Serika terhadap Irak. Hal ini disampaikannya pula dalam pertemuan antara tokoh-tokoh agama dengan Menteri Luar Negeri Inggris Jack Straw di Kantor PBNU, Kamis (9/1) sore. NU tidak setuju dan menolak serangan Amerika ke Irak, ujarnya dalam acara jumpa pers seusai pertemuan. Ia menambahkan sikap tersebut berdasarkan keputusan musyawarah nasional para alim ulama pada 25-28 Desember 2002 lalu. AS bersama sekutunya berencana melakukan serangan terhadap Irak, awal Februari tahun ini. Pasalnya, Irak diduga memiliki senjata pemusnah massal dan saat ini tengah diperiksa tim inspeksi senjata PBB. Tim ini sendiri akan menyampaikan laporan kepada Dewan keamanan PBB, 27 Januari mendatang. Hasyim menjelaskan, alasan penolakan NU berdasarkan kemanusiaan, etika internasional dan hak asasi manusia. Apalagi ternyata serangan yang akan dirancang ini tidak memenuhi formalistik dan substansinya, jelas dia. Lebih lanjut dikatakan Hasyim, secara formal penyerangan terhadap Irak harus berdasarkan izin PBB. Jika PBB belum mengambil keputusan dan cenderung untuk tidak setuju, maka penyerangan itu menjadi kehilangan legal formalistiknya. Sementara, secara substansial, dugaan kepemilikan senjata pemusnah massal oleh Irak harus dapat dibuktikan terlebih dahulu. Ia menerangkan sikap PBNU ini telah disampaikannya ketika PBNU berkunjung ke Inggris pada 29 September sampai 5 Oktober 2002. Sikap NU tersebut telah disampaikan kepada pemerintah Inggris yang diwakili Wakil Menlu Inggris Mike Obrain, Parliament Group On Indonesia, British Council dan pengurus Partai Buruh. Namun, lanjut Hasyim, Indonesia tetap harus bekerjasama dengan dunia barat, termasuk Inggris. Kerja sama tersebut berdasarkan prinsip persahabatan yang setara, baik kerja sama antarpemerintah maupun rakyat. Tetapi, khusus masalah Irak, adalah kasus tersendiri, katanya. Hasyim yakin serangan terhadap Irak akan berpengaruh kepada Indonesia. Namun dia belum tahu seberapa besar pengaruhnya terhadap Indonesia dan hubungan Internasional. Dia menyatakan, jika serangan tersebut terjadi, para pemimpin pada gerakan moral nasional akan berunding untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. (Faisal-Tempo News Room)
Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan
42 menit lalu
Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan
Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.