Sekali Manggung, Dalang Asep Dibayar Rp 100 Juta  

Reporter

Editor

Harun Mahbub

Selasa, 1 April 2014 09:35 WIB

Dalang Asep Sunandar Sunarya ketika mementaskan Wayang Golek dengan lakon berjudul 'Narayana Ngalalana' dalam acara "Melestarikan Budaya Sunda" di Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat, Bandung, 27 Desember 2013. Dalang asal Jawab Barat yang terkenal itu meninggal karena sakit diusia 58 tahun meninggalkan satu istri dan empat belas orang anak. ANTARA/Agus Bebeng

TEMPO.CO, Bandung - Profesi dalang wayang golek berlaku turun-temurun di keluarga besar almarhum Asep Sunandar Sunarya. Bedanya, sang dalang yang akrab disapa Abah itu berani keluar dari kebiasaan wayang golek lama. Tarif mendalangnya pun melejit ke angka Rp 100 juta.

Dalang Asep Sunandar Sunarya, 59 tahun, meninggal dunia Senin, 31 Maret 2014 karena serangan jantung. (baca:Dalang Asep Sunandar Akan Dimakamkan di Baleendah)

Menurut tetangga yang mantan pemain nayaga (musik pengiring wayang) Cece Basuni, 59 tahun, kakek dan ayah Asep Sunandar Sunarya merupakan pendalang. Dari mulai Abah Juhari kakeknya, Sunarya ayahnya, Asep Sunandar, kini berlanjut ke 14 anaknya yang semuanya lelaki. (baca:Kado Kursi Sebelum Dalang Asep Sunandar 'Pergi' )

Cece bergabung dengan kelompok wayang golek Giri Harja pimpinan Asep Sunandar sejak 1976. Saat itu baru ada 12 pemain nayaga sang dalang yang akrab disapa Abah itu. Sejak 1982, kata Cece, gaya permainan wayang golek Asep Sunandar berubah. Selain tema cerita yang menyesuaikan generasi penonton dan masalah terbaru di masyarakat, wayang goleknya dibuat lebih nyata.

Cece mencontohkan wayang golek yang tangan atau tulangnya patah, atau tokoh buta (raksasa) bisa memuntahkan makanan. "Di bagian perang ada yang terluka seperti itu, seperti nyatanya," kata lelaki yang sebaya dengan Asep Sunandar itu. Sejak beberapa bulan lalu, pemain gong tersebut berhalangan ikut main wayang karena sakit-sakitan.

Pamor sang dalang dan kelompok Giri Harja melesat di era 1980-2000-an. Menurut Cece, mereka bisa tampil setiap hari selama tiga-lima bulan berturut-turut. Mereka pun sempat mementaskan wayang di luar negeri, seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Jerman pada 1990-an hingga 2000-an.

Belakangan, kata Cece, tarif mendalang mereka Rp 100 juta. "Mahal karena tidak ada dalang lain yang melegenda seperti Abah," ujarnya. Sejak dulu, penghasilan mendalang selalu dibagi ke para pemain nayaga dan teknisi seusai pentas. Namun, Cece enggan menyebut jumlah honornya dengan alasan rahasia perusahaan.

ANWAR SISWADI

Terpopuler
The Raid Dilarang Tayang di Malaysia
Ditemukan Obyek Oranye, Paling Mengerucut ke MH370
Ahok Curhat Soal Jokowi yang Fokus Berkampanye

Berita terkait

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

57 hari lalu

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI

Baca Selengkapnya