Kebakaran Hutan Riau Mangancam Perkampungan  

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Jumat, 28 Maret 2014 10:54 WIB

Gumpalan asap membumbung tinggi dari kebakaran di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau (6/3). ANTARA /FB Anggoro

TEMPO.CO, Riau - Kebakaran hutan dan lahan di Desa Hulu Pulau, Kecamatan Bantan, Bengkalis, Riau, terus meluas. Hampir sepekan api terus menghanguskan perkebunan karet milik warga. Kini api mendekati permukiman warga dan nyaris membakar rumah penduduk yang berjarak 200 meter dari titik api. "Masyarakat kewalahan memadamkan api. Saat ini api hampir merembet ke permukiman warga," kata Harianto, warga Desa Hulu Pulau, Jumat, 28 Maret 2014.

Menurut Harianto, hingga kini diperkirakan 1.000 hektare lahan karet milik warga hangus terbakar. Warga kesulitan memadamkan api karena tidak didukung peralatan yang cukup. Masyarakat hanya bekerja dengan peralatan seadanya. Terlebih lahan yang terbakar merupakan lahan gambut sehingga sulit memadamkan api dan ditambah sumber air susah ditemukan. Masyarakat terpaksa bekerja siang dan malam mencegah api terus meluas. "Kami tidak bisa memadamkan, hanya bisa menghambat perjalanan api agar tidak meluas," ujarnya.

Menurut Harianto, masyarakat hanya berharap pemadaman bisa dilakukan lewat udara melalui helikopter penyiram air karena akses jalan menuju titik api sulit ditempuh. Namun sejauh ini, kata dia, belum ada upaya pemadaman dari udara. Personel pemadam yang turun ke lokasi kebakaran juga tidak mencukupi. "Kami sangat mengharapkan pemadaman dari udara. Namun, hingga kini kampung kami belum dapat bantuan pemadaman dari pemerintah," katanya."Cukuplah kebun kami yang jadi sumber pendapatan hangus. Jangan sampai kampung kami juga ikut terbakar," ujarnya.

Kepala Bidang Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, mengaku kebakaran lahan di Riau kembali meluas setelah sempat padam sepekan lalu. Jumlah titik api kembali meningkat. Satelit NOAA 18 memantau 173 titik panas tersebar di Riau. Jumlah ini cenderung bertambah dari hari sebelumnya, yakni 63 titik api.

Sutopo mengaku Kepala BNPB Syamsul Maarif telah memerintahkan operasi pemadaman agar lebih ditingkatkan. Patroli malam dilakukan personel tentara di lokasi rawan kebakaran agar tidak dibakar lagi. Sebanyak 2.856 personel satgas darat masih memadamkan titik api. "Kemudian personel TNI Zipur dan Armed dipindahkan ke Dumai untuk memadamkan titik api baru," katanya.

RIYAN NOFITRA




Terpopuler
Jokowi: Terima Kasih Pak Prabowo
Kritik Habibie: Pemerintah Indonesia Bermental Dagang
Diagnosis Dokter Arief Tentukan Nasib Perwira TNI AU

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

11 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

19 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

45 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

48 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

49 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

49 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

50 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

50 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

54 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya