TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi cenderung tenang dan landai pada Kamis petang, 27 Maret 2014, setelah siang harinya memuntahkan asap, abu, pasir, dan kerikil. "Begitu sekali ada embusan, ya, selesai. Kini tenang dan statusnya masih normal," kata Subandriyo, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta.
Embusan asap itu, kata dia, merupakan aktivitas biasa dan akibat dari pelepasan gas vulkanis. Saat terjadi pelepasan gas itu juga terdengar suara gemuruh hingga 8 kilometer dari puncak gunung. Selain suara gemuruh juga ada getaran yang dirasakan warga. (Baca: Merapi Bergemuruh, Semburkan Asap dan Pasir)
Suara gemuruh dan getaran saat ada embusan itu terjadi pada pukul 13.12-13.17 WIB. Setelah itu, ada hujan abu, pasir, bahkan kerikil di beberapa desa di lereng gunung berapi itu. Sayangnya, pos pemantauan tidak bisa mencatat ketinggian embusan karena tertutup oleh awan mendung di puncak gunung. "Sebelumnya pada 24 Maret memang ada gempa vulkanis dalam, tetapi hanya sekali, itu wajar dan normal," katanya.
Lasiman Pecut, salah satu petugas pengamatan Gunung Merapi di Kaliurang, mencatat pada 24 Maret 2014 terjadi satu kali gempa vulkanis dalam, satu kali gempa multiphase, satu kali gempa guguran, dan dua kali gempa tektonik. Sedangkan pada 25 Maret 2014 terjadi gempa multiphase satu kali, gempa guguran dua kali, dan gempa tektonik satu kali. "Statusnya masih aktif normal, aktivitas gunung masih landai," katanya.
Saat terjadi suara gemuruh, masyarakat di lereng Merapi seperti di Desa Glagaharjo, Kepiharjo (Cangkringan, Sleman), serta Manisrenggo dan Balairante (Klaten) sempat panik. Bahkan mereka sudah siap mengungsi dan menuju titik berkumpul. Namun, karena tidak ada aktivitas vulkanis yang berlanjut, mereka kembali ke rumah masing-masing. (Baca: Merapi Menggeram, Warga Berhamburan)
MUH SYAIFULLAH
Terpopuler
Terdeteksi 122 Obyek, Puing MH370?
Miripkah Kecelakaan MH370 dengan Adam Air?
I Love You, Ucapan Terakhir Pramugara MH370
Berita terkait
Cerita dari Kampung Arab Kini
6 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaLibur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan
12 hari lalu
Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.
Baca SelengkapnyaPasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran
28 hari lalu
Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.
Baca SelengkapnyaBanyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps
29 hari lalu
Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.
Baca SelengkapnyaAwan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini
38 hari lalu
Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan
54 hari lalu
Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas
54 hari lalu
Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.
Baca SelengkapnyaLibur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman
56 hari lalu
Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.
Baca SelengkapnyaSambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang
24 Februari 2024
PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman
Baca SelengkapnyaYogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya
20 Februari 2024
Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.
Baca Selengkapnya