Iring-iringan kendaraan partai politik mengikuti karnaval kampanye damai keliling kota di Banda Aceh (15/3). Karnaval pemilu damai keliling kota partai politik itu mengawali kampanye terbuka di Aceh yang berlangsung hingga 5 April.ANTARA/Ampelsa
TEMPO.CO, Banda Aceh - Relawan Demokrasi dan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh terus mensosialisasikan cara mencoblos pada pemilu legislatif 9 April mendatang. Minoritas, kelompok marginal, dan pemilih pemula menjadi sasaran utama.
Hari ini, Ahad, 23 Maret 2014, para sukarelawan demokrasi menyambangi etnis Tionghoa yang mendiami kawasan Peunayong, Banda Aceh. Acara sosialisasi yang dipusatkan di Vihara Sakya Muni, Jalan Pocut Baren, Banda Aceh, ini dihadiri ratusan warga Tionghoa yang tinggal di kawasan pecinan itu. Para sukarelawan memberikan pemahaman tata cara menggunakan hak pilih mereka pada pemilu mendatang.
Ketua KIP Kota Banda Aceh Munawar Syah mengatakan pihaknya dan Relawan Demokrasi terus menyasar kelompok-kelompok minoritas, kaum marginal, dan pemilih pemula untuk mensosialisasikan tata cara mencoblos dalam pemilihan legislatif yang tinggal 17 hari lagi. Selama ini kelompok tersebut dinilai minim mendapat sosialisasi. "Sebelumnya para sukarelawan juga telah menggelar kegiatan serupa untuk ibu-ibu pengajian dan kelompok keagamaan lainnya."
KIP Banda Aceh juga sudah mengagendakan pertemuan dengan komunitas umat beragama Kristen Protestan, Katolik, dan Hindu di Kota Banda Aceh. Munawar menjelaskan sosialisasi ini merupakan bagian dari aktivitas optimalisasi sosialisasi dan peningkatan partisipasi masyarakat yang dicanangkan KPU lewat Gerakan Nasional Rakyat Cerdas Memilih.
Pada Sabtu kemarin, Relawan Demokrasi dan KIP Banda Aceh juga telah menggelar sosialisasi kepada puluhan pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gampong Jawa, Banda Aceh. Para sukarelawan juga telah menggelar kegiatan sosialisasi serupa yang ditujukan kepada tukang becak, pedagang pasar, dan nelayan.
"Mereka menyambut baik apa yang kita lakukan ini karena rata-rata mereka mengaku bingung menggunakan hak suara pada pemilu legislatif nanti," kata Zulkarnaini Mukhtar Al-Sumbok, anggota Relawan Demokrasi dan KIP Banda Aceh.
Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.