Jual Lahan Cagar Alam Riau, Kepala Desa Ditangkap  

Reporter

Minggu, 23 Maret 2014 10:31 WIB

Gumpalan asap membumbung tinggi dari kebakaran di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau (6/3). ANTARA /FB Anggoro

TEMPO.CO, Pekanbaru - Polisi menangkap pria berinisial UM yang menjabat Kepala Desa Tasik Serai, Bengkalis, Riau. UM ditangkap karena mengeluarkan surat izin bodong penjualan lahan hutan lindung Cagar Biosfer Giam Siak Kecil. "Dia ditangkap di rumahnya kemarin," kata Kepala Kepolisian Resor Bengkalis Ajun Komisaris Besar Andry Wibowo kepada Tempo, Ahad, 23 Maret 2014. (Baca: Diduga Bakar Hutan, Empat Perusahaan Segera Diadili).

Kepada polisi, UM mengaku telah mengeluarkan sepuluh surat izin penjualan lahan biosfer seluas ratusan hektare. Seusai meneken surat izin tersebut, UM menerima sejumlah uang dari pembeli dan penjual lahan. Andry mengatakan hingga saat ini pihaknya menangkap 35 tersangka perusak Cagar Biosfer Giam Siak Kecil. Menurut Andry, jumlah tersangka kemungkinan bakal terus bertambah hingga 50 orang. "Kami masih memburu beberapa orang lain yang terlibat," kata Andry.

Peran UM dalam jual-beli lahan biosfer muncul dari keterangan tersangka perambah hutan bernama SM, yang ditangkap Satuan Tugas Pemburu Pembakar Hutan. Menurut SM, UM mengeluarkan Surat Pernyataan Ganti Rugi (SPGR) yang telah ditandatangani seluruh perangkat desa. Untuk satu surat jual-beli lahan, SM mengaku membayar UM Rp 1,5 juta. "Semula saya merasa sah-sah saja karena ada suratnya. Saya tidak tahu sama sekali bahwa lahan ini masuk wilayah konservasi," ujarnya.

Hutan cagar biosfer merupakan konsep kawasan konservasi dan budidaya lingkungan yang diakui secara internasional. Hutan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil dikukuhkan dalam sidang UNESCO di Korea Selatan pada 26 Mei 2009, dan merupakan satu dari tujuh cagar biosfer yang ada di Indonesia. Di Provinsi Riau, selain di Bengkalis, hutan cagar biosfer masuk wilayah Kabupaten Siak. (Baca: Bakar Hutan, Pengusaha Dapat Untung Besar).

Hutan rawa gambut Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil memiliki luas 84.967 hektare. Sedangkan Suaka Margasatwa Bukit Batu luasnya 21.500 hektare. Keduanya merupakan bagian dari eco-region hutan Sumatera yang menjadi sebuah kawasan konservasi dengan area inti cagar biosfer seluas 178.722 hektare.

Sejauh ini Kepolisian Daerah Riau sudah menetapkan 85 tersangka pembakar hutan, salah satunya karyawan dari PT Nasional Sagu Prima di Kepulauan Meranti. Semua pelaku yang tertangkap tengah membakar dan merambah hutan untuk membuka lahan perkebunan. Beberapa pelaku juga terjerat kasus pembalakan liar. (Baca: SBY: Pemerintah Jangan Jadi Pemadam Kebakaran).

RIYAN NOFITRA

Berita Terpopuler
Sindir Jokowi Lagi, Prabowo: Kau Pembohong, Maling
Video Ical-Duo Zalianty Diambil Sekitar 2010-2011
Mega Beberkan Alasannya Pilih Jokowi
Jokowi: Saya itu Ndeso, Miskin Koneksi

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya