Kabut Asap Kronis, Riau Tak Layak Huni

Reporter

Editor

Harun Mahbub

Jumat, 14 Maret 2014 15:02 WIB

Sejumlah warga mengabadikan mesin Indeks Standar Polutan Udara (ISPU) yang menunjukkankualitas udara berstatus berbahaya bagi kesehatan manusia, di Pekanbaru, Riau (10/3). ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Pekanbaru - Kementerian Lingkungan Hidup memberi rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi Riau untuk meningkatkan status bencana asap menjadi darurat nasional. Kabut asap pekat yang membekap Riau sebulan terakhir dinilai sangat membahayakan kesehatan masyarakat. Sejauh ini sudah 55.422 jiwa warga Riau terserang penyakit karena terpapar asap.

"Kabut asap semakin pekat, Riau sudah tidak layak huni," kata Kepala Bidang Inventarisasi dan Pengembangan Sistem Informasi Lingkungan Pusat Pengelola Ekologi Regional Sumatera Kementerian Lingkungan Hidup Ahmad Isroil kepada wartawan, Jumat, 14 Maret 2014, di Posko Penanggulangan Bencana Asap Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. (baca : Gagal, Water Bombing Atasi Asap Pekat di Riau)

Menurut Isroil, kualitas udara di Riau sudah sangat berbahaya--indeks pencemaran kualitas udara (ISPU) di sejumlah wilayah Riau mencapai 300-500 Psi atau berbahaya. Data Dinas Kesehatan menyebutkan 48.390 jiwa terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), radang paru-paru (pneunomia) 991 jiwa, asma 1.872 jiwa, dan iritasi kulit 2.481 jiwa.

Untuk itu, kata Isroil, Kementerian Lingkungan Hidup meminta Pemerintah Provinsi Riau membuat peraturan gubernur terkait dengan pelarangan aktivitas warga di luar rumah, meliburkan karyawan swasta dan pegawai negeri bagi yang sensitif terpapar asap, seperti ibu hamil dan penderita asma, serta memerintahkan Dinas Pendidikan Riau untuk bertindak tegas terhadap sekolah yang belum meliburkan siswa. "Kami meminta Pemerintah Provinsi Riau untuk memberikan pelayanan gratis bagi penderita penyakit terpapar asap," katanya.

Tuntutan serupa juga dilayangkan warga Riau. Puluhan mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menetapkan Riau dalam status bencana nasional akibat asap. "Presiden segera mengambil tindakan nyata. Kami sarankan untuk meminta pihak asing membantu padamkan api," kata kordinator aksi, Zainuddin, kepada wartawan saat menggelar aksi demo di depan kantor Gubernur Riau. (Baca: SBY Janji Ambil Alih Penanganan Asap di Riau )

Kabut asap pekat yang mengepung Pekanbaru hari ini melumpuhkan aktivitas warga. Seluruh lembaga pendidikan, mulai taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, diliburkan. Aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II terpaksa ditutup hingga tiga hari ke depan. Jarak pandang sangat pendek dibanding hari sebelumnya, yakni 100-500 meter. Sebanyak 86 penerbangan, baik keberangkatan maupun kedatangan, batal terbang. (Baca: Cuit Agnes Monica dan Iwan Fals Soal Asap Riau )

RIYAN NOFITRA

Terpopuler
Ericsson dan Philips Tawarkan Penerangan Jalan Terkoneksi
Indonesia Harus Bangun Lembaga Sertifikasi Profesi
Polisi Tangkap Mahasiswa Perekam Hubungan Intim

Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

8 Juni 2023

Ribuan Penerbangan di Amerika Terganggu Asap Kebakaran Hutan Kanada

Menurut FlightAware, lebih dari 100 penerbangan telah ditunda di Bandara LaGuardia dan 55 telah ditunda di Bandara Newark.

Baca Selengkapnya

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

26 September 2021

Jaksa Dakwa Perusahaan Listrik karena Picu Kebakaran Hutan California

Jaksa mendakwa perusahaan listrik Pacific Gas & Electric karena gagal menebang pohon yang jatuh ke kabel listrik dan memicu kebakaran hutan California

Baca Selengkapnya