Sejumlah wayang golek tokoh politik dan negarawan, dari kiri: Ir. Soekarno, SBY, Barack Obama, jokowi dan Ahok dipajang di rumah maestro wayang golek Betawi Tizar Purbaya, Jakarta, Jumat (8/3). Kisah wayang golek Betawi tidak hanya menceritakan legenda atau cerita masyarakat Betawi, tapi juga cerita-cerita kontemporer. TEMPO/Yosep Arkian
TEMPO.CO,Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sempat bergurau ihwal kemungkinan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo alias Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, maju menjadi calon presiden dan wakil presiden dari partai masing-masing pada pemilihan presiden mendatang.
"Saya secara bercanda bilang, kalau Jokowi nyapres dan Ahok jadi cawapres, panggil saja kembali Foke (sapaan mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo)," kata Fadli, sambil tertawa di kantor Dewan Pimpinan Pusat Gerindra, Jakarta Selatan, Kamis, 13 Maret 2014. (Baca: Dukungan Jokowi Sebagai Capres Mengalir).
Jokowi disebut-sebut sudah pasti diusung menjadi calon presiden oleh PDI Perjuangan. Adapun Ahok tengah dipertimbangkan Gerindra untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto, ketua dewan pembina partai berlambang kepala garuda itu. (Baca: 6 Lagu Dibuat Gerindra untuk Menangkan Prabowo).
Menurut Fadli, Gerindra sebenarnya berharap Jokowi-Ahok tetap menjadi dwitunggal dalam mewujudkan pembaharuan di Jakarta. Namun, keduanya mungkin saja maju dalam pemilu presiden nanti lantaran di dunia politik apa pun bisa terjadi. (Baca: Kubu Prabowo Anggap Remeh Deklarasi Jokowi).
"Kalau itu terjadi, kami harus selalu siap," kata Fadli. Namun, dia enggan berkomentar ihwal kemungkinan terjadinya kekosongan kepemimpinan di Jakarta jika Jokowi-Ahok maju menjadi calon presiden dan wakil presiden. "Ada mekanismenya, saya enggan berandai-andai karena belum tentu juga mereka maju."
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
22 Desember 2021
DPR Dorong KPU dan Bawaslu Antisipasi Potensi Masalah Pemilu 2024
Komisi II DPR meminta KPU dan Bawaslu Provinsi Jawa Barat mengantisipasi kesulitan pemilih menggunakan hak pilih, lantaran diprediksi akan banyak surat suara.