Status Gunung Slamet Masih Waspada

Reporter

Selasa, 11 Maret 2014 18:19 WIB

Hembusan asap kesekian kalinya mengepul dari kawah Puncak Gunung Slamet yang menjadikan meningkatnya status Gunung Slamet, Jateng (11/3). ANTARA/Idhad Zakaria

TEMPO.CO, Pemalang - Kabut yang menyelimuti puncak Gunung Slamet sejak pagi perlahan beringsut sekitar pukul 16.20 WIB, Selasa, 11 Maret 2014. Kabut dari puncak gunung tertinggi di Jawa Tengah itu menyingkit setelah hujan mengguyur sejak pukul 15.30 waktu setempat.

Namun hilangnya kabut dari puncak gunung berketinggian 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu tidak berlangsung lama. Sepuluh menit berselang, kabut kembali menghadang pandangan dari pos pengamatan Gunung Slamet di Dusun Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. (Baca: 21 Pendaki Terjebak di Lereng Gunung Slamet)

Dari pantauan Tempo, tidak tampak adanya asap yang mengepul dari puncak gunung berapi itu. "Memang aktivitasnya relatif menurun dibandingkan kemarin Senin," kata Kepala Pos Pengamatan Gambuhan, Sudrajat, Selasa, 11 Maret 2014.

Sudrajat mengatakan, hingga pukul 17.30, tidak terpantau adanya asap dari Gunung Slamet. Grafik rekaman dari seismograf (alat pengukur dan perekam pergerakan tanah) juga terlihat stabil dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. "Kemarin ada enam kali letusan asap. Tapi yang tampak secara visual hanya tiga kali," kata Sudrajat.

Kendati demikian, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum menurunkan status Gunung Slamet dari waspada kembali menjadi normal. Sudrajat tidak bisa memastikan sampai kapan status waspada terus disematkan pada gunung yang dikelilingi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes itu.

"Kami ikuti saja apa maunya Gunung Slamet. Kami akan terus memantau aktivitasnya," ujar Sudrajat. Sebab, tidak menutup kemungkinan pergerakan tanah yang terekam seismograf yang sore ini stabil akan berubah pada malam atau keesokan harinya. Menurut Sudrajat, status waspada itu belum mengganggu aktivitas warga setempat.

Dengan status waspada, penduduk hanya dilarang mendekati kawasan dalam radius dua kilometer dari puncak Gunung Slamet. Status waspada diprediksi bisa berlangsung lebih dari satu bulan. "Warga di luar radius dua kilometer dari puncak tetap aman. Hanya pendakian yang dilarang," kata Sudrajat. (Baca: Gua Lumpur Lava Gunung Api Ditemukan di Persawahan)

Kepala Desa Jurangmangu, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Sugondo, mengatakan permukiman terdekat dari puncak Gunung Slamet berjarak 5,5 kilometer. "Kalau kawasan dalam radius dua kilometer dari puncak itu hanya hutan lindung. Tidak ada permukiman," kata Sugondo.

DINDA LEO LISTY

Berita terkait

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.

Baca Selengkapnya

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.

Baca Selengkapnya

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.

Baca Selengkapnya