(kiri-kanan) Anis Baswedan, Pramono Eddi Wibowo, Endriarto Sutarto, Sinyo Harry Sarundajang, Gita Wirjawan serta Hayono Isman berdiri di atas panggung untuk berfoto bersama seusai acara Debat Bernegara Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat 2014 di Convention Hall, Mall Grand City, Surabaya (13/2). TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO,Jakarta - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Ade Armando, menyatakan konvensi calon presiden yang tengah digelar Demokrat tak akan berhasil melambungkan nama salah satu peserta konvensi. "Waktu yang tersisa tinggal sedikit. untuk berusaha mengejar elektabilitas dalam waktu dekat memang sulit," kata Ade saat dihubungi, Sabtu, 1 Maret 2014.
Menurut Ade, selama ini panitia konvensi juga terkesan tak berupaya dengan segenap tenaga. Panitia hanya mengandalkan kemampuan masing-masing peserta untuk mempromosikan diri. Padahal, konvensi ini bisa berpengaruh positif pada keterpilihan calon legislator dari Demokrat.
Demokrat juga dinilai belum menemukan format yang pas dalam pelaksanaan konvensi. Selain itu, Demokrat juga tengah berjuang menempuh proses politik yang tak melanggar konstitusi, terutama dalam hal pendanaan. "Tak mudah bagi mereka untuk memobilisasi uang dari pemodal."
Kurangnya suntikan uang dari partai diyakini Ade menyebabkan kurang bergaungnya proses konvensi yang tengah berlangsung. Padahal, pemilihan presiden tinggal enam bulan lagi. Sedangkan calon presiden dari Demokrat rencananya ditentukan tak lama setelah pemilihan legislatif berlangsung pada 9 April mendatang.
Berdasarkan sejumlah survei, sebelas calon presiden yang mengikuti konvensi Demokrat belum memiliki elektabilitas yang tinggi. Dibanding tingkat keterpilihan calon presiden dari partai lain, elektabilitas peserta konvensi Demokrat masih di bawah rata-rata. Dari sebelas nama, hanya Gita Wirjawan dan Dahlan Iskan yang punya elektabilitas tinggi. (Baca: Soal Konvensi, Gita Wirjawan Pasrah)