Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI Marciano Norman. TEMPO/Dwianto Wibowo
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman mengatakan, saat ini, lembaganya sedang mengamati dua perusahaan operator komunikasi, yakni PT Indosat Tbk dan PT Telkomsel Indonesia Tbk, terkait dengan penyadapan oleh intelijen Australia.
"Seluruh komunitas intelijen juga sedang dalami kemungkinan ini (dugaan keterlibatan Telkomsel dan Indosat)," kata Marciano di kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Senin, 24 Februari 2014.
Saat disinggung lebih jauh soal keterlibatan kedua perusahaan tersebut, Marciano memilih bungkam. Dia hanya mengatakan, disalahgunakannya perusahaan telekomuniksi Indonesia mungkin disebabkan oleh kurangnya saham nasional dalam perusahaan tersebut.
Saham asing yang begitu besar di Telkomsel dan Indosat secara tak langsung mengancam keamanan seperti penyadapan telepon oleh pihak asing. Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan dan berpotensi merugikan Indonesia.
Menurut dia, harus ada komitmen bersama soal kepemilikan saham di perusahaan telekomuniksi Indonesia. Akan lebih aman jika sebagian besar saham dimiliki oleh pihak dalam negeri. Walhasil, keamanan telekomunikasi Indonesia lebih terjamin. "Selain itu, kemandirian komunikasi Indonesia juga hal yang penting," kata dia.